Senja itu cuit lengking burung yang asik berkejaran tak berlabuh di telinga ku
Kecuali deru ombak serta gesekan bebatuan hijau
Sibuk berkemas menuju masalalu bersama angin waktu
Sesaat setelah berpapasan bersama jejak gerombolan lonceng sapi yang sepi tanpa bunyi tak bertepi
Serta rona bibir pantai yang membara seketika bisu mengeheningkan cinta
Tanpa parasmu yang menyeka
Baca juga: Galau? Padang Terbuka Di Loura Menunggumu Sesudah PPKM
Suasana riuh di kepala
Namun hati dan rasa terjerembab hening nestapa
Senja yang gaib di teluk Numba
Hadirmu meraung waktu terselip malu di lurus lentik poni Bukit Cinta
Sekali lagi
Senja itu cuit lengking burung yang asik berkejaran tak berlabuh di telinga ku
Dan kau?
Baca Juga: Puisiku untuk Pimpinan
Meraung waktu terselip malu dilurus lentik poni Bukit Cinta
Dan Aku?
Mencintaimu laksana renda umbul-umbul yang berjejer asri
Namun senantiasa gagal menyejuki mata pikiran mu yang terbungkus tandus hatimu
Teruntuk kita di kesekian aksara dan masa
Oleh: Irfan