NTT-News.com, Kodi Utara – Sumba Integrated Development (SID) menggelar simposium dengan anak muda Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Simposium ini dilakukan guna melakukan penguatan kapistas terhadap anak muda dalam berwirausaha.
Proses pembelajaran ini berlangsung di Kecamatan Kodi Utara dengan bekerja sama dengan Orang Muda Khatolik (OMK) Paroki Santa Maria Homba Karipit.
Koordinator SID Kabupaten Sumba Barat Daya, Albert M.Yunus mengatakan, kegiatan simposium dilakukan dengan maksud mengembangkan potensi anak muda dalam berwirausaha.
Proses pembelajaran ini, kata Albert, bukan hanya menerima teori saja, melainkan melakukan praktek sosial dengan beberapa kelompok usaha dan kelompok tani yang menyebar di setiap kecamatan.
Sementara kelompok yang menjadi sasaran dalam melakukan praktek, lagi kata Albert, terdiri dari lima tiktik. Mereka (anak muda), kata dia, akan belajar banyak hal dikelompok tersebut. Sebab di Desa banyak potensi yang ditelah dikembangkan oleh beberapa kelompok. Tentunya, kata Albert, anak muda harus beradaptasi langsung dengan kegiatan tersebut.
“Beberapa hari kemarin, anak muda dibagi dalam kelompok untuk mengikuti proses pembelajar di kelompok yang berada di desa. Anak muda akan belajar berbudidaya tanaman hortikultura, mengolah biji menteh, pengolahan kopi robusta, cara mengolah teh celup daun kelor, sambal marato, berternak dan cara memanfaatkan bahan bambu menjadi hasil kerajinan tangan,” katanya.
Setelah memperoleh pengetahuan dari desa, anak muda akan diberi kesempatan untuk presentasekan hasil kerja tim di lapangan. Hal ini dilakukan guna mengetahui tingkat pemahan anak dari proses belajar di desa.
“Setelah mereka pulang dari lapangan, hari ini kita memberi ruang untuk mereka berbagi pengalaman dan hasil praktek yang mereka pelajari. Inikan ada 5 kelompok, mereka tersebar dikelompok usaha yang berbeda juga. Sehingga mereka akan saling berkolaborasi dalam belajar bersama,” ungkapnya.
Saat ini, anak muda yang difasilitasi oleh SID sedang membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) guna menindak lanjuti hasil pembelajaran.
Menurut Albert, kehadiran SID akan menjadi wadah belajar bagi semua orang muda yang membutuhkan pendampingan dalam mengembangkan usahanya.
Ia mengaku bahwa anak yang muda yang didampingi SID selama ini telah memiliki perubahan oada mental, karakter serta mulai menggeluti berbagai usaha di lingkungan masyarakat.
“Banyak anak muda yang mengatakan bahwa bingung mau kerjakan apa, ada yang bilang kami tidak tamat sekolah, sulit cari kerja. Jadi ini salah satu alasan SID mendampingi anak muda guna memudahkan dalam berkreasi dibidang apa saja,” tuturnya.
Albert berharap supaya anak muda yang telah mengikuti proses pembelajaran di SID mamou berinovasi, kreatif serta menjadi panutan pemuda lain. Ia juga berharap supaya pemerintah, khususnya pemerintah desa mendukung dan memberi ruang anak muda dalam berkarya dengan difasilitasi berbagai kebutuhan.
Terpisah, seorang OMK Homba Karipit, Adolf Bastian Dawa mengapresiasi niat bail SID yang telah memberi ruang bagi anak muda dalam belajar. Adolf mengaku mendapatkan banyak hal setelah belajar bersama SID.
“Saya apresiasi niat baik SID yang telah menyediakan ruang belajar bersama ini guna menguatkan kapasitas kami sebagai anak muda,” ucapnya.
Ia menyebut dirinya akan mengimplementasikan segala pengetahuan yang diperoleh dari SID. Ia juga mengaku telah memiliki pengalaman yang baru sesudah belajar dan praktek langsung dalam mengolah bahan lokal menjadi makanan yang memiliki nilai pasar yang tinggi.
“Kemarin saya belajar bagaimana mengolah bahan lokal menjadi makanan dan minuman yang memiliki nilai jual tinggi. Saya dan kawan-kawan belajar membuat teh celup daun kelor dan sambal maroto di Kelompok usaha Gollu Rada, Desa Oba Rade, Wewe Tengah. Itu pengalaman yang sangat berharga saya peroleh,” sebut Adolf.
Ia mengaku bahwa di desanya banyak tanaman horti yang bisa dimanfaatkan dengan mendatangkan keuntungan lebih besar. Salah Satunya tanaman tomat.
Ia bermimpi mengolah tanaman tomat menjadi saos khas Kodi. Niat ini menjadi prioritasnya untuk dikerjskan setelah kembali ke desanya.
“Apalagi kami sedang guluti pekerjaan sebagai penanam tomat, kalau di Oba Rade ada samba maroto, maka di kodi ada saos tomat,” tuturn. (RIAN)