NTT-News.com, Kodi Utara – Sebagian besar sumber daya alam masih dijual dalam bentuk komoditas. Hal ini akan menjadi ancaman bila daya dukung sumber daya alam Sumba Barat Daya mulai melemah. Karena itu, kelompok anak muda dibekali dan didorong untuk terjun menjadi pelaku usaha dibidang pertanian, peternakan dan usaha lainnya.
Anak muda Sumba Barat Daya juga diminta untuk mampu bersaing menjadi pelaku usaha yang profesional dan kreatif.
Seorang pengusaha dari Kecamatan Loura, Yohanes Ngongo mengatakan, penguatan kapasitas tentang menjadi pelaku usaha kepada anak muda akan memberikan peluang nyata bagi generasi muda untuk berkembang.
Ia meyakini, proses pembelajaran yang menghadirkan anak muda akan melahirkan regenerasi penerus pelaku usaha. Namun demikian, ia meminta anak muda supaya mengimplementasikan hasil pembelajaran dengan aksi-aksi nyata di lingkungan masyarakat. Sehingga tidak berkesan hanya berteori. Sementara pelaksanaannya nihil.
“Saya sudah sampaikan keoada semua kelompok belajar hari ini agar sesudah diskusi harus segera eksekusi segala bentuk pengetahuan yang telah diperoleh,” kata Yohanes ketika hadir sebagai narasumber dalam kegiatan simposium anak muda di Kodi Utara yang selenggarakan oleh SID.
Yohanes memotivasi anak muda dengan berbagi pengalaman menjadi pelaku usaha. Ia menyebut pelaku usaha merupakan pekerjaan yang yang sangat menjanjikan dalam kehidupan. Namun, ia mengaku, menjadi pengusaha atau pengerja swasta tentunya akan berhadapan dengan tantangan yang sulit. Sebab, rugi dan untung akan menjadi persoalan dalam mengembangkan usaha tersebut.
“Mau sukses jadi pelaku usaha tentunya harus mental baik, hari ini rugi jangan langsung menyerah, besok pasti untung,” ucapnya.
Ia juga menandaskan, kemampuan seseorang dalam berusaha tidak bisa di ukur dari status pendidikan. Pasalnya, menjadi seorang pelaku usaha, hanya dibutuhkan ketrampilan, kreatif dan inovatif.
“Bukan soal memiliki pendidikan yang tinggi baru bisa menjadi pelaku usaha. Menjadi pengusaha hanya membutuhkan komitmen dan keseriusan dalam menjalani usaha yang sedang dilakukan,” tandasnya.
Selain itu, Yohanes menambahkan, Inovasi dan teknologi dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah produk yang hendak dipasarkan. Untuk memanfaatkannya, kata Yohanes, sangat diperlukan kontribusi aktif dari para regenerasi muda. Hal ini diperlukan mengingat anak muda sudah sangat akrab dengan teknologi.
“Tantangan saat ini adalah kemajuan teknologi dan informasi, jika sudah berhasil menghasilkan satu prodak, pastinya anak muda harus bersaing dengan memanfaatkan alat teknologi yang ada,” tuturnya.
Yohanes mengharapkan supaya anak muda Sumba Barat Daya bisa menjadi pemuda sukses dipertanian, peternakan atau usaha lainnya. Ia juga mengharapkan agar muda terus diberi ruang untuk ekspresikan kebebasannya dalam berinovasi. (RIAN)