Lintas Flobamora

Hama Belalang Kembara dan Perlawanan Bupati Sumba Barat Daya

×

Hama Belalang Kembara dan Perlawanan Bupati Sumba Barat Daya

Sebarkan artikel ini
Kompilasi foto Bupati Sumba Barat Daya, dr. Kornelius Kodi Mete, Hama Belalang di atas pohon dan Camat Kodi Utara

NTT-News.com, Tambolaka – Belalang kembara merupakan hama endemik di Pulau Sumba. Beberapa waktu belakangan ini, hama belalang kembara tersebut benar-benar membuat hati para petani sangat risau. Kerisauan itu pun dirasakan oleh Bupati Sumba Barat Daya, dr. Kornelius Kodi Mete dan Camat Kodi Utara Heribertus N. Hakalolu.

Hama Belalang Kembara ini kembali muncul setelah pada tahun 2021 lalu dinyatakan musnah populasinya oleh pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Pemusnahan hama belalang pada saat itu dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida yang melibatkan dinas-dinas terkait dan Bupati SBD menjadi garda terdepannya.

Saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), NTT, kembali dihadapkan pada serangan serupa di wilayah mulai dari wilayah Wewewa (Belalang migrasi dari Sumba Tengah dan Sumba Barat) lalu memasuki Wilayah Kodi Utara dan Kecamatan Kodi.

Ironisnya, serangan hama belalang ini terjadi sejak November tahun 2021 lalu, musnah sesaat lalu kembali lagi, dan penanganannya masih terus berlangsung hingga kini dan tak pernah musnah total.

Segerombolan Belalang Dewasa lazimnya akan terbang menuju area pertanian dan menghabiskan tanaman hingga bilah hijau terakhir. Daun-daun pohon disekitarnya tak luput dari sasaran.

Mereka juga menggali tanah dan menyimpan tumpukan telur di bawahnya. Tiap tumpukan, ada 70-100 telur. Berbarengan dengan itu, jutaan telur menetas lalu membawa bencana yang lebih mengerikan.

Terjepit keadaan, warga setempat tentunya tidak tinggal diam. Beragam upaya dilakukan untuk membasmi serangga kecil pembawa bencana ini. Upaya yang dilakukan mulai dari mengusir menggunakan peralatan sederhana, musik hingga sepeda motor yang menggunakan knalpot bunyi reasing, ada yang menangkap untuk diolah lalu mengkonsumsi, mengadu dengan hewan lain sampai dengan membasmi dengan cara meracuni dengan insektisida.

Kali ini hama belalang kembali dalam jumlah tak terkira, terbang menggerombol memenuhi langit di Kodi. Mereka hinggap di atas tanaman apa saja, dan memakannya dengan rakus. Jagung kedua, yang ditanam akhir Maret sudah habis dimakan pada beberapa desa.

Bupati Sumba Barat Daya (SBD), dr. Kornelius Kodi Mete tak pernah tidur ketika hama belalang ini memasuki wilayah Sumba Barat Daya. Memasuki wilayah Kodi Utara dan Kecamatan Kodi, Heribertus Hakalolu juga semangat menggunakan berbagai macam cara untuk membasmi binatang yang terus bermigrasi dari satu tempat ke tempat yang lain.

Selama belalang ada di dua wilayah kecamatan di daerah Kodi, Camat Herry (Sapaan Akrab camat Kodi Utara) menggunakan berbagai media untuk melakukan komunikasi dan koordinasi serta memantau keberadaan belalang.

Di Facebook atau grup whatsapp misalnya, dirinya memantau keberadaan hama belalang pada malam hari. Pada malam hari, dia bersama timnya, masyarakat desa setempat maupun orang muda dari wilayah Kodi Utara ramai-ramai menuju lokasi hama belalang hingga dan bermalam untuk disemprotkan racun.

Disaksikan media ini, pada suatu waktu hama belalang memasuki wilayah Kecamatan Kodi, meskipun bukan wilayah kekuasaannya atau wilayah yang harus dia urus dalam segala urusan pemerintahan dan masyarakat, tetapi dia menjadi pemimpin tim dalam membasmi hama belalang.

Dari Kodi Utara dia memimpin beberapa kendaraan roda 4, roda dua dan rodan enam membawa masyarakat menuju lokasi dimana hama belalang hinggap. Sebut saja, di Kampung Weri Desa Ole Ate dan Desa Ate Dalo serta desa Karoso. Beberapa desa ini adalah wilayah Kecamatan Kodi, tetapi dirinya tetap seperti pahlawan memimpin pasukannya dari Kodi Utara.

Meskipun dia datang dari Kodi Utara, tetapi berkat sosial media, dirinya tetap membangun komunikasi dengan kepala wilayah di mana hama belalang berada agar dibantu mempersiapkan alat-alat penyemprotan seperti tangki semprot. Sementara kendaraan tangki air dibawanya dari Kodi Utara.

“Tidak perlu lihat wilayah yang saya pimpin dari sisi pemerintahan, karena kita bukan bicara daerah kuasa atau tempat tugas kita. Sekarang saatnya kita bersatu melawan koloni hama belalang yang menyerang tanaman hasil pertanian masyarakat,” begitulah kisahnya.

Bupati SBD, dr. Kornelius Kodi Mete pun demikian. Dimana ada hama belalang disitu ada Bupati Kornelius. Di daerah Kodi, hampir setiap malam selama hama belalang menyerang tanaman warga, sekurang-kurangnya dia kembali ke rumah untuk merebahkan diri pada pukul 02.00 wita.

Sepanjang malam dirinya bergadang bersama masyarakat dan Camat Kodi Utara, Sekcam Kodi Utara dan beberapa kepala desa untuk membasmi hama belalang ini dengan cara disemprot dengan racun.

Disuatu tempat, awak media ini juga ikut dalam kegiatan penyemprotan racun hama belalang, tak terbayangkan betapa sedih tergambar wajah sang pemimpin itu. Tidurnya tak pernah teratur, ditambah lagi harus menahan sakit karena digigit serangga berancun (Kalajengking).

“Mau bagaimana lagi, kita harus bisa lawan koloni hama belalang ini secepat mungkin sebelum memasuki usi kawin. Kalau sudah kawin dan bertelur maka semakin mempersulit petani, sebab jumlahnya akan bertambah banyak, karena satu belalang dewasa bisa menghasilkan telur 70 sampai 100, lalu menetas dan beterbangan lagi,” tuturnya.

Dia berharap agar semangat perjuangan melawan belalang ini tidak hanya tumbuh dan dilakukan oleh dirinya sendiri dan camat kodi utara serta beberapa pemuda Kodi Utara dan Kepala Desa dan Dinas Pertanian serta BPBD tetapi juga lahir dalam diri setiap masyarakat SBD sehingga teror dari hama belalang ini cukup sampai disini. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *