NTT-News.com, WEBAR – Kepala Desa Taworara, Kecamatan Wewewa Barat meminta perhatian kepada Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) untuk peningkatan jalan penghubung antar kecamatan. Selain itu, juga diminta akses jaringan listrik dibeberapa dusun yang belum menikmati penerangan.
Akses jalan itu bisa menghubungkan Kecamatan Wewewa Barat-Wewewa Tengah, Wewewa Barat-Kota Tambolaka. Sayangnya, akses jalan tersebut belum ditingkatkan hingga sekarang.
Kepala Desa Taworara, Asterius Osa Bulu menyampaikan hal itu dalam kegiatan penanaman perdana kopi robusta, pada Kamis (02/12/2021).
Menurutnya, kualitas jalan yang berada di wilayah desanya sangat memudahkan masyarakat dalam mengekspor hasil pertanian maupun perkebunan. Sebab, jalur desanya merupakan jalan utama yang sering dilalui oleh pengusaha pertanian dan perkebunan. Baik penjual Batang keladi, Kopi, Kelapa, Kemiri, dan lain sebagainya.
Ia menuturkan bahwa keluhan masyarakat akan disampaikan pada saat musrembangcam nantinya. Ia meyakini bahwa beberapa desa tetangga lainnya akan mengeluhkan hal yang sama.
“Saya mohon bapak Bupati, tolong lihat juga jalan kami ini, walaupun sudah pekarasan tetapi sulit untuk dilalui. Apa lagi pada musim hujan, jalannya akan licin. Kalau bisa di aspal. Jalur ini menghubungkan kecamatan Wewewa Barat, Wewewa Tengah dan Kota Tambolaka,”imbuhnya.
Selain jalan, dirinya juga meminta perhatian penuh supaya wilayahnya bisa mendapatkan pelayanan akses jaringan listrik. Pasalnya, untuk memasang instalasi meteran, kata Oktavianus, jaringan listrik sangat jauh dari wilayah dusun yang sangat membutuhkan penerangan.
“Saat kami selenggarakan kegiatan ini saja bapak Bupati, kami masih menggunakan Genset. Kalau bisa ke depan, kami sudah seperti desa-desa lainnya, kami sangat mengharapkan perhatian penuh,”tuturnya.
Sementara itu, Tokoh Muda Oktavianus Gollu mengapresiasi etikat baik yang disampaikan oleh kepala desanya. Menurutnya, keluhan yang disampaikan oleh pemimpin wilayahnya sudah mewakili suara hati masyarakat desa. Sebab, sudah berapa tahun Negara Indonesia merdeka, masyarakat di beberapa dusun Desa Taworara masih hidup dalam kegelapan pada malam hari.
“Apa yang sudah disampaikan kepala desa sangat mewakili suara hati kami semua. Semasa kulaih dulu, kalau saya mau kerja tugas menyelesaikan skripsi saya harus cari kawan yang punya listrik untuk kerjakan tugas-tugas kampu itu. Semoga, adik-adik saya nantinya sudah merasakan penerangan. Semoga ini menjadi prioritas pemerintah kabupaten untuk mendekatkan jaringan listrik, sehingga desa bisa mengalokasikan anggaran untuk pengadaan meteran bagi warga,”katanya.
Menanggapi hal itu, Bupati Sumba Barat Daya, dr.Kornelius Kodi mete mengatakan bahwa sebelum masa kepemimpinan berkahir, mmasyarakat Desa Taworara akan mendapatkan perhatian penuh. Sebab, apa yang dikeluhkan oleh masyarakat merupakan program yang sudah dicanangkannya. Yakni, desa bercahaya.
Kodi Mete menambahkan pemerintah akan terus menampung aspirasi masyarakat desa. Dirinya juga meminta agar pemerintah yang sudah memiliki jaringan listrik yang bisa jangkau agar bisa mengalokasikan anggaran untuk pengadaan meteran.
“Sebelum masa kepemimpinana saya berakhir, saya akan usahakan supaya keluhan-keluhan ini segera terealisasi. Guna mewujudkan desa yang bercahay. Tidak ada lagi masyarakat yang hidup dalam gelap gulita pada malam hari. Tapi ingat, desa juga harus menjemout bola dan mendukung program pemerintah kabupaten,”tandasnya.(RIAN)