Lintas Flobamora

Sampah di Bahu Jalan Hutan Watukagorok Dibersihkan, Kini Bisa Menghirup Udara Segar

×

Sampah di Bahu Jalan Hutan Watukagorok Dibersihkan, Kini Bisa Menghirup Udara Segar

Sebarkan artikel ini
Kondisi Bahu Jalan di Hutan Watukagorok Setelah Sampah Dibersihkan

NTT-News.com, SBD – Sampah di bahu jalan hutan Watukagorok yang pernah menggemparkan pengguna jalan penghubung Kota/Kabupaten itu, kini sudah terlihat bersih. Pengguna jalan mengaku mulai menghirup udara sedap. Sebab, tumpukan sampah yang membusuk tidak lagi menghiasi jalan tersebut.

Kebersihan yang terjadi disekitar pinggiran jalan itu pun mendapatkan apresiasi dari pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat.

Seperti yang dikatakan oleh seorang pengguna kendaraan roda dua, Oktavianus Gollu mengaku nyaman ketika melalui jalan tersebut. Ia mengatakan bahwa pembersihan sampah yang terjadi di bahu jalan penghubung Kota/Kabupaten itu merupakan hal yang seharusnya ditindak oleh pemerintah Kabupaten lewat dinas Lingkungan Hidup. Menurutnya, pemandangan yang sudah bersih itu perlu dipertahankan ke depannya.

“Setelah saya lalui jalan ini, saya merasa nyaman, bau-bau sampah tidak lagi tercium, tidak seperti sebelumnya, bau tidak sedap sangat mengganggu, syukurlah pemerintah sudah mengatasi hal ini,” kata Oktavianus ketika sedang melalui jalan utama itu, Selasa (01/02/2022).

Oktavianus meminta pemerintah supaya bisa menyediakan bak penampung sampah disekitar lokasi itu. Ia menjelaskan bahwa lokasi itu menjadi langganan sampah oleh oknum masyarakat yang tidak peduli kebersihan lingkungan. Padahal, lagi jelas Oktavianus, disitu ada hutan wisata yang perlu dijaga bersama kebersihannya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa penyediaan bak penampung sampah sementara sangat penting guna mencegah pembuangan sampah secara liar. Namun demikian, ia juga mengaku bahwa kesadaran masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam mengamankan sampah organik miliknya.

“Tanpa kesadaran, walaupun sudah disediakan bak penampung tetap saja hal itu akan tetap terjadi,” ucapnya.

Oktavianus berharap supaya disetiap tempat fasilitas umum bisa disediakan bak penampung sampah sementara. Dan juga di setiap wilayah kecamatan, guna menciptakan Kabupaten yang “bebas” sampah. Dengan demikian, kesehatan masyarakat pun dapat terjamin.

Sebelumnya, Kepala dinas Lingkungan Hidup, Yohanes Bora menyebut permasalahan sampah menjadi masalah utama yang diatasi pihaknya. Namun demikian, dirinya mengaku bahwa saat ini dinas lingkungan hidup mengalami kekurangan anggaran untuk mengatasi sampah secara maksimal. Sebab, intansi lingkungan hidup membutuhkan biaya yang cukup guna mencegah hal tersebut.

Selain itu, dinas lingkunga hidup juga belum bisa menyedikan bak penampungan sampah sementara atau tempat penampungan sampah sementara (TPS) disetiap tempat yang dianggap rawan sampah. Sementara tempat penampungan akhir sampah sudah tersedia di Desa Ramadana, Kecamatan Loura.

“Saat ini, permasalahan sampah itu menjadi prioritas pihak kami dalam mengatasinya. Namun, kami mengalami kekurangan anggaran untuk menyediakan berbagai kebutuhan,”ucap Yohanes ketika dihubungi via telefon, Selasa (25/01/2022).

Yohanes menjelaskan bahwa pihaknya terus memanfaatkan alat yang ada dalam menangani sampah tersebut. Saat ini, dinas lingkungan hidup memiliki satu unit truk dam, tiga unit kendaraan tiga roda. Namun demikian, kendaraan pengangkut sampah tidak bisa beroperasi setiap hari. Sebab, biaya untuk pengadaan bahan bakar (solar) sangat minim. Sehingga kendaraan pengangkut sampah hanya bisa beroperasi beberapa jam.

“Memang ada beberapa kendaraan yang tersedia untuk mengangkut sampah, tetapi tidak bisa beroperasi secara maksimal karena untuk membeli solar biaya tidak cukup, jadi rutinitas pihak kami tidak bisa dilakukan sampai sore hari,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dirinya menuturkan bahwa pihaknya terus melakukan giat pengangkutan sampah yang tertumpuk di tempat-tempat umum, bahu jalan utama, serta di setiap lokasi yang terdeteksi adanya tumpukan sampah. Dirinya juga menghimbau seluruh warga masyarakat SBD agar bisa membantu pemerintah dalam menangani sampah tersebut. Sebab, sampah organik yang dibuang secara liar akan berdampak pada pencemaran lingkungan.

Dia juga menyebut bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa kesadaran masyarakat, terkhusus bagi oknum yang melakukan pembuangan sampah di tempat fasilitas umum. Sehingga ia sangat berharap adanya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

“Saya berharap supaya adanya kesadaran bersama dalam menjaga kebersihan lingkungan, sehingga dengan berbagai keterbatasan pemerintah, lingkungan yang sehat, bersih, bisa terjadi di wilayah tercinta kita ini,” tutupnya. (Rian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *