Rencana Mengeliminasi Malaria, Dinkes NTT Gelar Pertemuan di Sumba

0
261
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr. Cornelius Kodi Mete (tengah) saat memberikan sambutan Pertemuan Penyusunan rencana aksi eliminasi Malaria di Tambolaka
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr. Cornelius Kodi Mete (tengah) saat memberikan sambutan Pertemuan Penyusunan rencana aksi eliminasi Malaria di Tambolaka

NTT-News.com, Tambolaka – Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pertemuan dengan empat Kabupaten di daratan Sumba. Pertemuan tersebut digelar untuk menyusun rencana aksi percepatan mengeliminasi Malaria di Pulau Sumba.

Ketua Panitia penyelenggara, Joice M. Tibuludji mengatakan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan dengan maksud untuk mempercepat eliminasi malaria di provinsi NTT pada tahun 2023 dari target nasional tahun 2030. Pertemuan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi masalah Malaria di masing-masing Kabupaten.

“Ini juga kita lakukan untuk menentukan langkah pemecatan masalah malaria. Selain itu, ini juga dilakukan demi tersusunnya rencana aksi daerah dalam rangka percepatan eliminasi malaria,” tutur Joice, Kamis 16 Februari 2017.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr. Cornelius Kodi Mete saat membuka pertemuan tersebut mengatakan bahwa kegiatan yang bertujuan untuk mengambil langkah aksi percepatan mengeliminasi Malaria di empat kabupaten yang di Sumba harus benar-benar dibuat baik sehingga dari target nasional bebas malaria pada tahun 2030 nanti, dan target Provinsi NTT tahun 2023 bebas malaria, lebih dipercepat lagi.

“Target secara nasional adalah tahun 2030 bebas malaria, di NTT ditargetkan pada tahun 2023 kita bebas malaria. Saya mau disusun baik-baik langkah yang diambil dan ditunjang dengan kerja keras, kerja cepat, kerja cerdas dan tepat maka tahun 2022 NTT harus mampu mengeliminasi Malaria,” tandasnya.

Dia berharap agar semua penentu kebijakan langkah mengeliminasi malaria yang hadir dari empat Kabupaten di Sumba ini, setelah menyusun rencana aksi, segera bekerjasama dengan semua stakeholder yang ada sehingga pengentasan masalah ini segera diatasi lebih cepat dan tepat sasaran.

“Kita tidak boleh kerja sendiri-sendiri, lakukan kerjasama dengan semua pihak, tokoh masyarakat, ormas, komunitas, dan instansi-instansi terkait sehingga penanganan masalah segera teratasi pada tahun 2022. Jika tidak dilaksanakan maka sama saja, kita akan sampai pada target tahun 2023 bahkan target 2030. Ini terlalu lama. Kita harus lebih cepat sehingga kita bisa mengurus hal-hal lain lagi,” harap Cornelius. (lorens)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini