NTT-News.com, Tambolaka – Massa pendukung Pasangan Calon Bupati Sumba Barat Daya (SBD) MDT-GTD melakukan penyerangan terhadap warga dan rumah warga di Kampung Leramawo Ketua DPRD SBD, Yosep Malo Lende pada, Sabtu 16 Juni 2018 petang.
Akibat penyerangan ini, Yosep melaporkan peristiwa penyerangan di Polsek Wewewa Timur, dengan nomor STBL/ /VI/2018/SPKT/NTT/RES. SB/SEK. WT. Kejadian ini dilaporkan Ketua DPRD SBD tersebut karena menjadi korban caci maki dan saksi mata dari proses penyerangan yang membabi buta itu hingga turut merusak Baliho Paket KONTAK yang terpampang di sekitar kampung itu.
Kepada NTT-News,com, Yosep mengisahkan bahwa Pasangan calon Bupati MDT-GTD bersama massanya pada saat menuju Lokasi Kampanye di Kampung Bolora. Ketika menuju Lokasi Kampanye, massa MDT-GTD ketika melewati Kampung Lero Mawo sudah berteriak-teriak dan menghunuskan parang.
“Pada saat itu ada anak-anak kecil yang berdiri dipinggir jalan, namanya anak kecil senang mendengar musik paket yang lewat, mereka keluar dan mengacung tiga jari sambil bergoyang-goyang. Mereka juga bawa stiker KONTAK, kasih tunjuk tiga jari metal, namanya anak-anak yah begitu. Itu waktu menuju ke area kampanye,” kata Yosep 16 Juni 2018 malam.
Begitu mereka pulang dari pertemuan di rumahnya Kepala Desa di Kampung Bolora, lanjut Yosep, anak-anak ini mendengar musik dan goyang lagi. Ketika rombongan sepeda motor sampai di Kampung Leramawo tepatnya di sekitar Batu Kubur, rombongan sepeda Motor ini berhenti, langsung menghunuskan parang dan menyerang orang tua dan ibu-ibu yang ada di kampung.
Yosep juga mengisahkan bahwa pada saat rombongan itu datang, dirinya sedang duduk minum Kopi bersama beberapa orangtua di kampung itu, sementara ibu-ibu dan anak-anak lainnya berdiri di halaman rumah untuk menyaksikan rombongan yang lewat, tetapi saat itu malah yang terjadi adalah penyerangan sampai tiang rumah milik Simon (Ama Aldi) dipotong dengan parang.
“Saat itu pengawal MDT-GTD turun melerai dan meminta rombongan agar jalan terus, sehingga tidak secara terus menerus mereka menyerang dan mengakibatkan korban jiwa. Lalu ketika mereka lihat saya ada di situ mereka macam makin brutal pakai parang, keamanan melakukan tembakan peringatan tapi tidak reda, mereka lempar batu, mereka kena rumah, rumah warga dipotong tiangnya dan Baliho Paket KONTAK juga meraka potong dengan parang. Lalu dengan cara saya, saya ikut lerai, saya bilang disini tidak orang, hanya anak-anak kecil yang ada. Tapi Ama Deby dan rekannya menghunus parang dan mencaci maki, dia bilang gara-gara saya. Saya tidak tau maksudnya apa sehingga dia bilang gara-gara saya,” jelas Yosep.
Dia menjelaskan bahwa Ama Deby, Yos Ama Kulla dan rekan-rekannya saat itu terus melancarkan caci maki dengan bahasa yang sangat tidak enak dan menunjuk-nunjuk dirinya dengan parang yang sudah dihunus.
Setelah rombongan MDT-GTD tersebut melanjutkan perjalanan, Anggota Polsek Wewewa Timur dengan Mobil Patroli bersama BKO Brimob datangnya dari belakang. Pihak kemanan ini langsung memotret tiang rumah yang dipotong, bebatuan yang dipakai untuk menyerang Kampung Leramawo juga telah diambil dan dibawah ke Mapolsek sebagai Barang Bukti.
“Setelah peristiwa tersebut, saya langsung melaporkan kejadian ini di Polsek Wewewa Timur dengan 5 orang terlapor, yakni Ama Lalu dari Memala desa Wee Limbu, Ama Debi dari Puu Elosapi desa Tanggaba, Yos (Ama Kallu) dari Omba Kalada desa Wee Patonda, Yanto dari Omba Ngaingo desa Wee Patonda dan Appi Wee Pa’urra desa Wee Patonda. Lima orang ini yang kita tau persis, tetapi sebenarnya hampir semua rombongan yang bersepeda motor menghunuskan parang,” paparnya. (rm)