Menteri Parekraf Putuskan Tunda Penaikan Tarif Masuk Rp.3,75 Juta di Taman Nasional Komodo

0
335
Seekor Komodo di Taman Nasional Komodo, Pulau Komodo Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur

NTT-News.com, Jakarta – Setelah digempur dengan demo yang cukup besar dan mogok kerja yang dilakukan para pengusaha pariwisata di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat penaikan tariff masuk Taman Nasional Komodo (TNK) akhirnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif (Parekraf) mengambil sikap.

Menteri Parekraf bersikap dan memutuskan untuk melakukan penundaan penaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo (TNK) menjadi Rp3,75 juta. Kebijakan yang sedianya dimulai 1 Agustus 2022 itu ditunda hingga 1 Januari 2023 mendatang.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, penundaan kenaikan tarif masuk ke TNK menjadi saat yang tepat bagi para pemangku kepentingan pariwisata untuk memperbaiki sistem komunikasi dengan masyarakat.

Baca Juga: Klaim Punya Kerbau di Pulau Komodo, Warga Sape Minta Ganti Rugi

“Ini juga saat yang tepat untuk melakukan perbaikan sistem komunikasi sehingga penundaan ini lebih memberikan pemahaman, apa saja manfaat dan kontribusi terhadap konservasi agar Taman Nasional Komodo ini punya aspek pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (8/8/2022) sebagaimana dikutif dari Sindonews.com.

Menurut Sandiaga, perbaikan komunikasi diperlukan agar tidak terjadi gejolak penolakan terhadap kenaikan tarif yang akan ditetapkan pada 1 Januari 2023 mendatang.

Baca Juga: Bank NTT Tuan Rumah Komisaris BPD se-Indonesia Timur 2022 di Labuan Bajo, Buktikan Pariwisata Bertumbuh

“Kita menetapkan bahwa 1 Januari adalah waktu di mana tarif kontribusi akan dterapkan, tapi beberapa bulan ke depan ini akan kita siapkan melalui suatu komunikasi yang transparan, responsible, dan fair,” tuturnya.

“Kita mau tampung semua aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat,” imbuh Menparekraf.

Dalam tenggat waktu lima bulan sebelum ditetapkan kenaikan tarif, pihaknya akan memperbaiki komunikasi publik dan penyerapan aspirasi serta memantau situasi terutama tentang penundaan dan pembatalan kunjungan.

“Jika ada gejolak ditangani dengan transparan, kita redam, kita tidak ingin narasi terhadap pariwisata yang sudah sangat baik, karena kita naik indeksnya, lapangan kerja juga sudah tambah 1,1 juta. Ini kita pastikan terus momentumnya, kita kawal dan kita tingkatkan,” tandasnya.

Baca Juga: Gubernur : Taman Nasional Komodo sebagai Pulau Konservasi

Sandiaga berharap ke depannya pelayanan pariwisata yang fokus terhadap keberlanjutan, konservasi, dan ekonomi bisa diwujudkan secara beriringan. (SN/rey)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini