Kupang, Ntt-news.com – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Anindya Bakrie, hadir dan secara resmi melepas ekspor lima jenis produk unggulan berbahan dasar kelor, sorgum, dan coklat dari La Moringa di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Acara pelepasan ekspor ini berlangsung di Kafe La Moringa dan disaksikan oleh berbagai pemangku kepentingan di daerah.
Produk-produk yang dilepas ke pasar internasional tersebut terdiri dari teh kelor La Moringa, biskuit kelor, biskuit sorgum, dan coklat Ghaura. Negara tujuan ekspor kali ini meliputi Qatar, Uni Emirat Arab, Australia, Singapura, serta Hong Kong.
Turut hadir dalam acara ini adalah Owner La Moringa dr. Andre dan istri, Ketua KADIN NTT Boby Liyanto, Senator DPD RI asal NTT, Ketua Dewan Pertimbangan KADIN NTT Paul Liyanto, jajaran pengurus KADIN pusat dan daerah, serta stakeholder Forkopimda NTT.
Dalam sambutannya, Anindya Bakrie menyampaikan apresiasi atas kerja keras KADIN NTT dan para pelaku usaha lokal dalam mendorong hilirisasi produk pertanian di daerah. Ia menegaskan dukungan KADIN Indonesia terhadap upaya pengembangan UMKM, penciptaan wirausaha muda, serta pembukaan peluang usaha baru di NTT.
“Saya sangat mengapresiasi dr. Andre dan La Moringa yang telah mampu menembus pasar ekspor dengan produk berbasis kelor dan sorgum. Ini adalah contoh sukses yang harus direplikasi oleh pengusaha muda lainnya di NTT,” ujar Anindya.
Ia juga mengajak pengusaha lokal untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya alam NTT secara bijak dan berkelanjutan. Anindya turut mengapresiasi kolaborasi antara Bank Indonesia dan Pemda NTT dalam mendukung penyediaan bahan baku lokal melalui MoU antara La Moringa dan kelompok tani Gesti.
Ketua KADIN NTT Boby Liyanto menjelaskan bahwa ini merupakan ekspor kelima dari La Moringa. Produk-produk ini telah merambah ke berbagai negara, membuktikan bahwa NTT kini mampu menghasilkan produk hilirisasi yang bersaing di pasar global.
“Ini bukan hanya pengiriman produk ke luar negeri, tapi bukti bahwa NTT siap menjadi bagian dari rantai pasok global,” kata Boby. Ia juga menyebut inisiatif “NTT Yes” sebagai program sinergis KADIN untuk membangkitkan ekonomi lokal.
Kepala Perwakilan BI NTT, Agus Listiowidjayanto, menyebutkan bahwa dukungan kepada La Moringa dan petani lokal adalah bagian dari perencanaan besar menuju NTT yang mandiri dan sejahtera. Ia menyebutkan bahwa La Moringa awalnya masih mengimpor bahan baku dari Jawa Tengah, namun kini tengah diarahkan agar seluruh pasokan berasal dari petani NTT.
Sementara itu, dr. Andre menjelaskan bahwa permintaan pasar terhadap produk kelor sangat tinggi, terlebih dalam situasi geopolitik global seperti saat ini. Ia menyoroti pentingnya memanfaatkan peluang dalam kondisi global yang dinamis.
“Permintaan kelor di dunia sangat tinggi. Saat ini kami butuh sekitar 1 sampai 3 ton per bulan, tapi baru bisa dipenuhi 300 sampai 500 kg oleh petani lokal. Sisanya masih dari Jawa Tengah. Kami ingin semua bahan berasal dari NTT,” jelas dr. Andre.
Pabrik pengolahan La Moringa saat ini tengah dibangun di Kupang. Harga jual serbuk kelor di tingkat petani mencapai Rp65.000 hingga Rp70.000 per kilogram. La Moringa berharap ke depan seluruh kabupaten di NTT bisa menjadi mitra penyedia bahan baku.***