Hukrim

Keluarga Korban Pembunuhan di Desa Homba Pare Minta Polisi Segera Tangkap Para Pelaku

×

Keluarga Korban Pembunuhan di Desa Homba Pare Minta Polisi Segera Tangkap Para Pelaku

Sebarkan artikel ini
Ibu Karolina Denja Kodi, adik kandung sekaligus saksi mata saat korban di bunuh secara sadis

NTT-News.com, Kodi Utara – Kasus pembunuhan secara sadis yang terjadi pada tanggal 12 Agustus 2021 lalu di Desa Homba Pare Kecamatan Kodi Utara Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), hingga saat ini masih menyisahkan luka dan duka yang dalam serta trauma bagi keluarga korban. Sebab pembunuhan tersebut seperti adegan film laga yang disaksikan secara langsung oleh adik kandung korban.

Korban diketahui bernama Bruno Rehi Kaka, merupakan mantan Calon Kepala Desa Homba Pare beberapa waktu lalu. Hari ini Rabu 18 Agustus 2021 merupakan hari yang disepakati keluarga sebagai hari pemakaman secara adat dan tradisi bagi orang di daerah itu.

Ada harapan besar bagi keluarga korban agar para pelaku tindak pidana pembunuhan atau menghilangkan nyawa orang secara sengaja atau tau dan mau ini, segera ditangkap dan diadili seadil-adilnya.

Adik Korban, Karolina Denja Kodi kepada awak media, Selasa 17 Agustus 2021 mengatakan, dirinya masih trauma dengan kasus pembunuhan ini yang disaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Dia merasa bahwa pembunuhan tersebut seperti aksi dalam film laga seolah nyawa tak berharga di mata manusia lain yang melakukan pembunuhan.

“Sekarang ini baru tiga orang pelaku yang ditangkap, kami atas nama keluarga sangat berharap agar polisi segera menangkap para pelaku, karena saat itu saya lihat sendiri pelaku-pelaku yang saya kenal ini. Meskipun masih banyak juga yang saya tidak kenal. Tapi yang saya kenal harus segera ditangkap,” pintahnya.

Dia menegaskan, jika pihak kepolisian membutuhkan bantuan dari keluarga korban untuk mencari dan membantu melakukan pencarian, pihaknya siap untuk membantu dan apa bila pihak kepolisian juga tidak segera menindaklanjuti semua informasi keberadaan para pelaku, maka keluarga korban juga mengaku tidak segan-segan untuk melakukan pencarian terhadap pelaku yang sudah dipolisikan itu.

“Dan kalau sudah tangkap, tolong hukuman maksimal yang dipakai karena para pelaku melakukan tindak pidana pembunuhan ini secara sadar dan terencana. Ini pembunuhan berencana, harus hukum mati mereka,” tutur Karolina dengan nada getir.

Adapun para yang dilaporkan kepada pihak Kepolisian Sektor Kodi Utara, antara lain; Paulus Pati Dena, Fransiskus Ndara Kaka (Ditahan), Robertus Lota Duhu, Rofinus Rangga Tena (Ditahan), Bernardus Pati Tuku (Ditahan), David Dita Kanada, Raymundus Rehi Bokol.

Ditanya wartawan soal awal mula kejadian ini, Karolina mengatakan bahwa korban yang merupakan saudara kandungnya itu sebelum terbunuh masih sempat menghubungi dirinya melalui telepon seluler dan menceritakan bahwa korban sedang dikejar banyak orang dari lokasi tempat korban semprot rumput untuk dijadikan lahan kebun.

Kebun yang disemprot pestisida ini adalah lahan sekolah yang dihibahkan keluarganya beberapa tahun silam, namun karena masih kosong, korban dan pelaku bernama Paulus Pati Dena sama-sama menggarap lahan itu untuk dijadikan kebun.

Berdasarkan informasi yang disampaikan korban melalui telepon seluler itu, lanjut Karolina, pelaku Paulus Pati Dena menyerang lebih dahulu korban saat di kebun, Kamis 12 Agustus 2021 sekira pukul 09.00 Wita. Sehingga korban menepas pelaku dengan celurit. Pelaku terluka, lalu korban dikejar hingga kampung Katunggu Tana dan tewas di sana.

“Kakak saya dikejar dari kebunnya, sampai di Kampung Katunggu Tana dia tewas, dan saya lihat sendiri saat dia dipotong, mulutnya dibelah, bibir dan lidahnya juga dipotong. Saat saya lihat, saya drop, tidak mampu lihat lagi sampai saya pingsan dan tidak sadarkan diri. Setelah saya sadar saya sudah ada di rumah warga dan kakak saya sudah tidak bersimbah darah dan sudah tidak ada nyawa lagi,” kisahnya.

Dikatakannya bahwa tindakan ini sangat keji dan berharap dalam waktu dekat ini pelaku sudah bisa ditangkap, sebab menurutnya, keluarga korban selama ini sudah sangat kooperatif membantu polisi memberikan informasi tempat persembunyian para pelaku selama ini.

“Kalau memang polisi tidak mampu untuk mencari, kami keluarga bisa untuk cari sendiri. Kalau polisi kurang personil untuk tangkap pelaku, kami keluarga siap untuk membantu menangkap. Kami tahu para pelaku bersembunyi dimana, kami selalu memberikan informasi tempat persembunyian mereka,” bebernya.

Sementara Kasat Reserse Kriminal Polres Sumba Barat Daya (SBD), Iptu.Yohanis E. R.Balla SE yang dihubungi terpisah mengatakan bahwa 3 orang pelaku telah diamankan polisi, namun pelaku lainnya masih dalam pengejaran. Polisi tidak diam, saat ini sedang melakukan pengejaran kepada orang-orang yang diduga terlibat sebagai pelaku pembunuhan.

“Tiga orang sudah ditangkap, yang lain masih dalam pengejaran tim kami, sambil proses penyelidikan mendengarkan keterangan dari saksi-saksi waktu kejadian perkara,” katanya singkat.

Rey M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *