NTT-News.com, Atambua – Warga dan tokoh masyarakat Desa Makir, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mendatangi kantor DPRD Belu, Senin (31/05/2021) siang.
Pantauan media ini, kedatangan warga dan tokoh masyarakat Desa Makir diterima langsung Ketua Komisi I DPRD Belu, Benedictus Manek di dampingi anggota DPRD Belu Komisi I diantaranya, Eduard Mau Boi, Martina Kolo Hale, Theodorus Manehitu Djuang dan Nini Atok di ruang Komisi I DPRD Belu.
Kedatangan warga dan tokoh masyarakat Makir tersebut bertujuan untuk mengadukan Kepala Desanya sendiri, Bonifasius Hale yang tertangkap basah bersama wanita idaman lain (WIL) berinisial WL di Haliren (Rumah WL), Kelurahan Manuaman, Kecamatan Atambua Selatan, Sabtu malam (28/05/2021).
Salah satu tokoh masyarakat Makir, Paulus Loe mengatakan kepala desa melanggar semua aturan yang ditetapkan di desa, melanggar budaya dan perbuatan Kades telah mencoreng nama baik dan mempermalukam masyarakat Desa Makir.
“Sebagai pimpinan moralnya itu yang kami tidak suka, dia punya foto seperti orang-orang porno apa itu baik? Ini kami sangat malu,” ungkap Paulus.
Senada, tokoh masyarakat lainnya, Fransiskus Lae menegaskan seorang kepala desa itu harus berbudaya, harus bermoral.
Ia menilai Kades Makir sangat tidak bermoral karena sering menjalin hubungan dengan WIL. Ia meminta Kades seperti ini harus diberhentikan.
“Moralnya tidak baik, selingkuh di mana-mana, buktinya ada. Selingkuh di mana-mana dengan dia punya rakyat, kemudian kemarin (Sabtu) malam itu di tangkap di rumahnya WL, itu kan sudah pernah terjadi dan itu didenda, tapi dia jalan terus, kalau bisa orang ini (Kades) diberhentikan saja,” pungkasnya.
Sementara itu, Ernestus Mali mengemukakan bahwa, Kades Makir tertangkap saat berada di rumah selingkuhannya berinisial WL oleh dirinya sendiri atas informasi dari keluarga yang mengetahui keberadaan Kades saat itu.
“Jadi malam itu karena ada informasi makanya kami sebagai keluarga dari istrinya (Kades) datang untuk tangkap, maksudnya tanya dia ada buat apa di sini, ada urusan apa malam-malam datang di orang punya rumah,” katanya.
Saat mengetahui keberdaan Kades Boni di rumah selingkuhannya WL jelas Ernestus, pihaknya juga malaporkan ke Bhabinpol dan Babinsa wilayah setempat.
“Tapi dia (Kades) lari masuk dalam rumah langsung kunci pintu jadi kami tidak bisa masuk. Kemudian kami menunggu sambil kami komunikasi dengan Babinsa dan Bhabinpol, akhirnya Babinsa datang tapi Bhabinpol belum datang jadi kami belum bisa masuk, belum bisa grebek,” terang Ernest.
Lanjut Ernest, Sambil menunggu Bhabinpol tak lama kemudian datanglah seorang anggota Buser dan langsung menemui Kades Boni di dalam rumah.
“Tidak lama kemudian ada satu anggota Buser yang diduga namanya Naris dengan mobil datang kemudian dia masuk dalam rumah negosiasi seperti apa sekitar setengah jam, si Naris keluar dari pintu depan, si Boni (Kades) ke belakang gudang mau mengambil mobil yang tertutup seng langsung mau lari keluar, tapi kami hadang sehingga tidak bisa jalan dan sempat beradu mulut,” bebernya.
“Setelah itu si Polisi ini langsung bawa Kades ini ke kantor Polisi. Kami pun tidak membuat laporan polisi dan minta untuk pulangkan Kades Bonifasius tapi tidak diijinkan jadi kami pulang kembali dan tidak ada penyelesaian di Polisi,” sambung Ernest.
Pihaknya tambah Ernest berniat ingin menyelesaikan malasah tersebut secara adat di Desa yang rencananya hari ini, Senin pagi (31/05/2021)
“Kemarin kami sampaikan ke Ketua Suku untuk selesaikan secara adat pagi hari ini tapi ketua sukunya tidak hadir sehingga kami datang ke DPR karena perbuatan orang ini sudah berulang-ulang,” pungkasnya.
Terpisah, baik Kepala Desa Makir, Bonifasius Hale dan selingkuhannya berinisial WL belum berhasil dikonfirmasi.
Laris Mataubana