NTT-News.com, Kupang – Masyarakat kota Kupang masih mengharapkan agar Jefri Riwu Kore (Jeriko) menjadi Walikota Kupang pada tahun 2024 sesuai hasil survey dari FISIP Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. Selain Jeriko, yang menarik lagi warga juga masih menginginkan rivalnya pada tahun 2017 silam, yakni Jonas Salean.
Tidak kalah menariknya ada wajah baru yang diinginkan masyarakat Kota Kupang, yakni Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dr. Christian Widodo yang merupakan anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dari Simulasi delapan tokoh yang diharapkan untuk menjadi walikota Kupang pada tahun 2024 mendatang, 42 persen masyarakat Kota Kupang menjawab Jefirston R. Riwu Kore, disusul Jonas Salean 14,3 persen.
Sementara wajah baru yang diharapkan masyarakat Kota kupang adalah Christian Widodo sebesar 10,5 persen. Sedangkan Hermanus Man diharapkan menjadi Walikota Kupang hanya 6,5 persen, disusul Jhon G. F. Seran 4,8 persen.
Wajah baru lainnya ada Chris Mboik sebesar 3,3 persen. Sedangkan Daniel D. Hurek 2,5 persen dan Yeskiel Loudoe 1 persen.
Adapun sebesar 12,5 persen responden belum memutuskan pilihan, dan sebesar 2,6 persen menolak untuk memberikan jawaban soal siapa pilihannya untuk menjadi Walikota Kupang 2024 mendatang.
Ketua Tim Survey, Riyoan Jacob, S.IP., M.IP, dalam rilisnya kepada Senin (21/2/2022) mengatakan dari 19 nama yang dikenal responden, delapan besar tokoh dengan tingkat kesukaan tertinggi ialah Jefirstson R. Riwu Kore (79,3 persen), Jonas Salean (69,8 persen), Hermanus Man (61,3 persen), Daniel D. Hurek (46,3 persen), Christian Widodo (34,8 persen), Alexander Foenay (34,3 persen), Chris Mboeik (32,5 persen), dan Mohammad Ansor (30,5 persen).
Sedangkan tokoh lain mendapat tingkat kesukaan di bawah 30 persen. Saat masyarakat Kota Kupang ditanyakan mengenai dukungan mereka terhadap 19 tokoh yang disebutkan, Jefri Riwu Kore menjadi yang paling banyak mendapatkan dukungan maju sebagai Walikota Kupang tahun 2024, yaitu sebesar 65,5 persen. Kemudian diikuti dengan Jonas Salean (51,8 persen), Hermanus Man (45,5 persen), Christian Widodo (38,8 persen), Jhon G. F. Seran (36 persen), Daniel D. Hurek (34 persen), Chris Mboeik (33,3 persen), Alexander Foenay (32,5 persen), Mohammad
Ansor (32,3 persen), dan Yeskiel Loudoe (30 persen). Adapun nama lain mendapatkan dukungan di bawah 30 persen.
Menurut Riyoan, Secara umum, survei kali ini menunjukkan beberapa hal. Pertama, sebagian besar masyarakat puas terhadap kemajuan pembangunan di kota Kupang, termasuk puas terhadap kinerja pemerintah kota, serta kinerja dalam hal penanganan COVID-19.
Kedua, angka kepuasan terhadap kinerja (approval rate) Walikota dan Wakil Walikota Kota Kupang cukup baik dengan persentase di angka 81,1 persen.
Meski demikian, masih terdapat persoalan ketimpangan ekonomi, serta terdapat dua persoalan ekonomi yang perlu untuk diselesaikan pemerintah kota Kupang, yakni pengendalian harga bahan pokok dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Ketiga, hasil survei menunjukkan bahwa Jefirstson R. Riwu Kore menjadi tokoh paling populer sekaligus disukai. Meski demikian, tokoh-tokoh lain memiliki peluang untuk menjadi alternatif, mulai dari Jonas Salean, Hermanus Man, dan Daniel Hurek.
“Perlu diperhatikan pula sosok Alexander Foenay dan Christian Widodo yang memiliki popularitas di rentang 40 persen, namun memiliki tingkat kesukaan yang relatif tinggi,” kata Riyoan.
Keempat, pada simulasi delapan tokoh, nama Jefirstson R. Riwu Kore tetap menjadi sosok terkuat. Meski demikian di luar Jonas Salean sebagai kompetitor Jefirstson R. Riwu Kore, nama Christian Widodo dan Hermanus Man berpotensi untuk menjadi calon alternatif.
Meski tingkat popularitas keduanya tidak setinggi Jefirstson R. Riwu Kore dengan 90,8 persen, Hermanus Man mendapatkan tingkat popularitas sebesar 74,3 persen, dan Christian Widodo sebesar 41,8 persen.
Survei yang dilakukan pada 7-15 Februari 2022 ini menggunakan cara wawancara tatap muka kepada 400
responden oleh pewawancara yang sudah terlatih. Respoden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling), mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan, rukun tetangga, hingga anggota keluarga pada kepala keluarga terpilih. Dengan asumsi pengacakan sederhana, margin of error (MoE) diperkirakan sebesar ± 4,90 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Proporsi jenis kelamin ditentukan imbang 50:50 antara laki-laki dan perempuan yang berusia 17 tahun atau lebih atau yang sudah menikah. (rey)