NTT-News.com, Kupang – Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker Leher Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya.
Dokter Unedo, SpoG mengatakan Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes Pap Smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Pengamatan leher rahim dengan rutin mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif.
“Kanker serviks ini memang sulit terdeteksi, ditambah lagi mahalnya biaya pemeriksaan. Ini yang membuat wanita yang pernah berhubungan berpikir secara berulang kali untuk melakukan pengamatan kanker leher rahim ini. Tapi sekarang pengamatan dan pengobatan penyakit ini sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” aku dokter Unedo, 1 Agustus 2016 lalu kepada media ini.
Dia mengatakan juga bahwa pemeriksaan IVA dan Pap Mear bisa dilakukan di seluruh Puskesmas di wilayah Nusa Tenggara Timur dan pemeriksaannya sudah bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan. “Bagi ibu-ibu yang sudah melakukan pemeriksaan dan positif maka disaranka juga untuk berobat. Semua ditanggung oleh BPJS, maka usahakan bisa menjadi peserta JKN,” pintahnya.
Pada saat itu, dia juga menjelaskan tentang gejala-gejala atau tanda-tanda adanya penyakit kanker leher rahim ini. Penyakit yang dikenal penyakit pra kanker ini gejalanya adalah keputihan yang terjadi secara terus-menerus dan tidak sembuh-sembuh. Kemudian, keluar darah setelah berhubungan, kadang-kadang ada nyeri panggul dan penurunan berat badan.
“Kalau ada gejala-gejala tersebut, seorang wanita harus melakukan pemeriksaan pap smear atau IVA, tujuannya adalah untuk mendeteksi penyakit kanker, agar wanita usia subur tidak jatuh dalam stadium kanker. Kalau posistif dia Iva-nya, bisa diobati dengan krioterapi. Krioterapi ini pengobatan dengan mendinginkan mulut rahimnya dengan menggunakan N2O dan CO2. Pendinganannya dengan suhu 60 derajat celsius,” ujarnya.
Apabila diobati dengan krioterapi, lanjutnya, pasien tersebut diharapkan sembuh sempurna. Apabila penyakit tersebut tidak diobati dengan krioterapi maka orang yang mengidapnya akan jatuh menjadi stadium kanker. “Kalau sudah masuk dalam stadium kanker, tidak bisa diobati. Pengobatannya hanya bisa menggunakan Radiasi dan Kemoterapi,” jelasnya.
Jika dilakukan pengobatan dengan radiasi, biasanya disinari dengan sinar x dan sinar pengion. Sedangkan kemoterapi berarti pasien harus mengkonsumsi obat-obatan kemoterapi yang menyebabkan rambut menjadi rontak, nafsu makan menurun, mual-mual, dan kulit menjadi kuning.
Oleh sebab itu dia menyarankan agar wanita-wanita yang sudah pernah menikah atau berhubungan untuk segera melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat. “Sudah ada wanita yang terdeteksi mengalami penyakit ini dan sudah ada yang sembuh setelah menjalani pengobatan secara rutin selama 6 bulan,” tuturnya. (rey)