NTT-News.com, Tambolaka – Bupati Sumba Barat Daya (SBD) dr. Kornelius Kodi Mete menyebutkan bahwa penanganan Covid-19 di Kabupaten SBD sedikit terkendala oleh perilaku tidak patuh masyarakat. Pemahaman masyarakat yang belum menggembirakan ini menyebabkan penerapan protokol kesehatan selalu diabaikan.
“Jika saja masyarakat menyadari akan pentingnya mentaati protokol kesehatan dan anjuran pemerintah tentang perilaku hidup sehat maka kita semua telah berkontribusi untuk membantu pemerintah dan tenaga kesehatan mempercepat penangan covid-19,” kata dr. Kornelius Kodi Mete beberapa hari lalu di Puspem Kadul, SBD.
Karena itu, lanjutnya, pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 masih gencar melakukan himbauan dan sosialisasi untuk membangun kesadaran kolektif seluruh warga SBD.
Menurutnya, peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi sekarang, harus diantisipasi bersama oleh seluruh stakeholder yang ada di daerah ini. Minimalisir kasus Covid-19 tidak mungkin berhasil jika hanya dilakukan oleh tim satgas semata. Karena itu, PPKM yang diberlakukan Pemkab SBD harus dipatuhi.
“Kata kunci keberhasilan penanganan Covid-19 terletak pada kesadaran masyarakat kita untuk patuh pada protokol kesehatan dan PPKM. Edukasi akan selalu dilakukan tanpa henti guna membangun kesadaran bagi mereka yang belum paham. Kita juga harap perangkat di kecamatan, desa, hingga RW/RT, temasuk ASN, dan orang pintar agar jadi contoh yang baik. Jika mereka yang dianggap sebagai panutan tidak beri contoh yang baik, semua yang sudah kita kerjakan dengan susah payah jadi sia-sia,” tandas Kodi Mete.
Peningkatan kasus Covid-19 kata bupati, harus dibarengi dengan upaya yang lebih pro aktif dan kerja keras seluruh pemangku kepentingan. Fasilitas kesehatan untuk penanganan darurat dan isolasi terpusat bagi warga yang terpapar akan disediakan pada setiap desa. Diharapkan, selain jadi tempat isolasi terpusat, fasilitas di desa ini akan jadi sarana edukasi bagi warga setempat tentang protokol kesehatan.
Proses edukasi bagi warga yang belum paham senantiasa harus gencar dilakukan untuk membangun kesadaran tentang bahaya virus ini. Pihaknya berharap, proses edukasi terus berjalan sehingga suatu saat menjadi suatu kebiasaan yang baku di tengah masyarakat. Jika ini tercapai secara otomatis mata rantai penyebaran virus dapat diputus.
Terkait kesulitan dana yang dikeluhkan sejumlah pihak di tingkat kecamatan dan desa, bupati meminta agar hal tersebut tidak jadi penyebab terhambatnya penanganan Covid-19. Ditandaskannya, dalam penanganan Covid-19 tidak semata bicara dana atau materi, karena ada sisi moralitas yang juga mesti dikedepankan. Apalagi untuk desa-desa, anggaran penanganan Covid-19 sangat dimungkinkan dengan dukungan dana desa yang cukup besar.
“Pekerjaan ini tidak semata pikir anggaran karena ini pekerjaan moral, sehingga harus jalan sama-sama. Kita harus bekerja terus dalam situasi apa pun. Jadi saya bilang teman-teman jangan pikir dana. Jika hanya itu yang dipikirkan, maka semuanya akan macet. Kita tidak akan melakukan apa-apa, karena pikiran yang sudah terbentur dengan dana akan mematikan niat untuk bertindak,” tandasnya.
Rey M.