Ibu
Ibu adalah musim semi di belahan Bima Sakti hitam tak bernama,
Belaiannya berputar-putar di kipas angin kenangan yang merekat mengkilat bersih tanpa sehelai debu.
Dataran tanpa buah tangan kolonial
Punggunya di hiasi tancapan “Tubu Mbusu” Hibrida Nirwana kejayaan kala itu.
Rambutnya yang memutih bagai simpul ranting tua yang hendak berdamai dengan deras laju angin waktu.
Aku mencintai Ibu seperti ikan yang setia pada glubug-glubug air di kolamnya. (Irfan Limbong)