NTT-News.com, SBD – Kasus penipuan berkedok Rumah Layak Huni (RLH) menghebohkan masyarakat Sumba Barat Daya (SBD) baru-baru ini.
Pasalnya, relawan yang mengatasnamakan Partai PDIP, imingi sejumlah warga mendapatkan dana empat puluh juta untuk pembangunan RLH.
Syaratnya pun warga harus menyetor uang pendaftaran sebesar 200 ribu.
Tidak heran jika masyarakat mau memberikan uang pendaftaran demi mendapatkan RLH, dikarenakan jumlah dananya demikian.
Sementara itu, ke enam Relawan PDIP kini harus menjalani proses hukum setelah ditetapkannya mereka menjadi tersangka dugaan kasus penipuan RLH.
Uniknya Yakoba Lero, Kordinator umum relawan PDIP se-Sumba menjadi orang pertama yang paling di sorot publik kala itu.
Kasus ini pun tengah di tangani Polres SBD, hingga para tersangka masih ditahan hingga pada proses selanjutnya.
Yakoba Lero mengatakan, dirinya saat ini tengah menjalani proses hukum yang berlaku. Dia menghargai proses hukum, karena baginya merupakan salah bentuk mempertangungjawabkan kasus yang menyeret namanya.
“Saya tetap menjalani proses hukum sekecil apapun itu, ya namanya itu tugas aparat kepolisian,” katanya saat ditemui Media ini Sabtu (1/10/2022) Siang.
Dirinya mengaku sudah menyelamatkan uang rakyat sebesar enam miliar dan uang sudah di setor ke rekening partai.
Menurut Yacoba Lero, sejumlah uang itu disetor ke rekening Ramla Sambuli dan Lede Muda Dukke, sebab itu instruksi pimpinannya.
“Saya kakak, kalau uang sudah masuk ke saya pagi misalkan, sore saya harus langsung setor ke mereka, karena itu instruksi partai buktinya semua jelas,” Ungkapnya.
Namun demikian, Yacoba enggan membeberkan kebenaran atas kasus itu.
Dirinya mengaku akan buka-bukaan kalau dipertemukan dengan Ramla Sambuleng dan Lede Muda Dukke.
“Kasi ketemu saya dengan Ramla Sambuleng dan Lede Muda Dukke itu mereka atasan saya baru bisa saya buka-bukaan,” ungkapnya dengan tegas.
Yacoba Lero menuturkan, jika kedua atasannya ditangkap, dirinya akan mengungkap pemain dalam kasus penipuan berkedok rumah layak huni tersebut.
Pasalnya, Yacoba mengakui bahwa kedua orang itu merupakan dalang dari semua persoalan jika dinilai sebagai bentuk penipuan.
“Kasi ketemu saya dengan mereka untuk tahu siapa di sini penipu, pembohong, pengkhianatan untuk masyarakat Sumba,” tandasnya. (GUSTI)