NTT-News.com, SBD – Beberapa Tahun lalu, sebelum pandemi Covid-19 meresahkan kehidupan masyarakat, hampir seluruh destinasi wisata di pelosok tanah air ini menjadi tempat pelaku wisata menghabiskan waktunya untuk berakhir pekan bersama keluarga.
Seperti halnya di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, beberapa spot wisata sangat dikagumi oleh wisatawan.
Salah satu destinasi wisata yang pernah menghebohkan masyarakat umum kala itu adalah wisata alam di kawasan hutan Roko Raka Mata Lombu di Desa Reda Pada, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya. Tempat menikmati udara sejuk di tengah rimbunnya peoohon itu tiba-tiba bermunculan di media sosial serta ramai didatangi kalangan masyarakat.
Obyek wisata yang ditata rapi itu menggugah hati pengguna jalan antar Kota/Kabupaten itu untuk mampir sejenak melepas penat. Sementara jarak tempuh dari pusat kota Tambolaka kurang kebih 5 km.
Diketahui bahwa lokasi wisata itu sangat mudah dijangkau oleh pengunjung. Sebab, tempatnya tepat berada di seberang jalan utama penghubung tiga kabupaten di Pulau Sumba ini. Yakni, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur. Berada di tempat wisata itu, pengunjung juga dapat memandang kota Tambolaka dengan mata terbuka. Laut yang biru, maupun padang terbuka bisa menjadi backround dalam berpose.
Namun demikian, sejak adanya Covid-19 beberapa tahun lalu, potensi wisata itu tidak tertata lagi. Pelopo kecil, jembatan kayu, yang dimodifaksi dengan begitu unik dan mengahabiskan anggaran yang cukup di dalam lokasi wisata itu sudah mulai lapuk. Bahkan, keindahan yang terpandang dari luar pun tidak lagi seperti sebelumnya. Wisata Hutan Roko Raka ini mulai ditumbuhi rumput-rumput yang mulai menjalar di sekitarnya. Sehingga terlihat seperti hutan liar. Dampak dari situasi itu menyebabkan pengunjung tidak mendatangi kawasan wisata itu untuk berekreasi.
Beberapa hari terakhir ini, lokasi wisata itu terlihat sepi pengunjung. Sepertinya, hutan wisata itu tidak lagi menjadi pilihan utama oleh wisatawan lokal atau pun dari luar daerah.
Selain itu, patung kuda yang menjadi spot utama dalam lokasi wisata itu juga tidak lagi terlihat. Padahal, patung kuda itu yang menjadi salah satu pemantik niat pelaku wisata untuk mendatanginya. Sayangnya, saat ini, penataan wisata itu terkesan terjadi pembiaraan. Belum diketahui siapa pengelola utama wisata kawasan hutan wisata Roko Raka Mata Lombu dan berapa jumlah anggaran pemeliharaannya.(Rian)