NTT-News.com, Kefamenanu – Pastor Paroki St. Petrus dan Paulus- Lurasik, Romo Yohanes Oki, Pr. Pimpin umatnya untuk melakukan perbaikan ruas jalan Kabupaten Lurasik-Sapaen di Kecamatan Biboki Utara dengan menutup kubangan air di badan jalan yang sudah membentuk kolam kecil.
Kondisi kerusakan ruas jalan tersebut sudah sejak lima tahun lalu namun luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Utara (TTU). Padahal, ruas jalan tersebut merupakan jalur alternatif bagi masyarakat dari Desa Sapaen, Desa Taunbaen, Desa Taunbaen Timur, Desa Hauteas Barat, Desa Hauteas dan juga Desa Boronubaen untuk menjangkau pusat kecamatan bahkan ke ibu kota Kabupaten TTU serta jalur tersebut berada di poros yang menghungkan tiga kabupaten yakni; kabupaten Belu, Malaka dan TTU.
Informasi data yang berhasil dihimpun wartawan NTT-News.Com, ruas jalan Lurasik-Sapaen di Kecamatan Biboki Utara, TTU, dengan panjang jalan sekitar 12 kilometer diaspal (lapen) pada tahun 1995. Sejak saat itu hingga kini belum dilakukan peningkatan kualitasnya.
Akibatnya, ruas jalan tersebut kini dipenuhi kubangan air membentuk kolam kecil yang dalam dan mengakibatkan pengguna jalan kesulitan saat melintas, bahkan mengancam keselamatan nyawa.
Pastor Paroki Lurasik, Romo Yohanes Oki kepada media ini , Kamis (18/03/2021) mengaku merasa jenuh dan turut prihatin dengan kondisi jalan yang rusak yang selama ini menjadi keluhan umat.
Karena itu, pihaknya berinisiasi turun tangan menutupi kubangan yang memenuhi badan jalan. Penutupan lubang terutama di sepanjang jalan dari Kantor Camat Biboki Utara hingga pertigaan Gereja Lurasik itu berjarak sekira 1 kilometer.
“Banyak umat yang mengeluh karena kesulitan untuk ke sekolah dan gereja. Pasalnya jalan yang dilintasi sudah berubah menjadi kolam yang kedalamannya sekitar 30an cm,” beber Romo yang akrab di sapa Romo Jhon.
Romo Jhon menambahkan, dalam perbaikan ruas jalan tersebut tidaka hanya kaum lelaki, melainkan ibu-ibu juga ikut mendukung dengan menyiapkan makan siang bagi para pekerja yang memperbaiki jalan tersebut.
Romo Jhon menyebutkan, anggaran yang digunakan untuk memperbaiki ruas jalan tersebut disisikan dari uang derma yang selama ini dikumpulkan oleh umat di paroki setempat.
“Ada tiga unit dump truck yang digunakan mengangkut material. Mereka hanya dibayar ala kadarnya untuk kebutuhan bahan bakar karena uang derma yang disisihkan untuk perbaiki jalan ini hanya sebesar Rp 2.000.000,” sebut Romo Jhon.
Rohaniawan Katolik ini mengaku sudah belasan tahun bertugas di Paroki Lurasik, namun sepanjang ia bertugas di sana, jalan tersebut tidak pernah diperhatikan.
Romo Jhon berharap, melalui aksi yang ia lakukan bersama umatnya, Pemkab TTU dapat membuka hati dan pikiran untuk memperbaiki jalan tersebut. Sebab, selain untuk memudahkan transportasi, akses jalan tersebut juga sangat membantu masyarakat, mengingat Lurasik merupakan salah satu daerah lumbung padi di TTU.
“Apa yang saya lakukan merupakan rasa prihatin saya karena ini jalan umum dan banyak yang gunakan jalan ini. Namun jalan ini sudah berlumpur dan dipenuhi genangan air yang cukup dalam sehingga saya mengambil sikap untuk menolong dengan cara saya sendiri, karena saya tahu lurasik adalah suatu daerah yang potensi hasil buminya menjamin dan menjanjikan kesejahteraan masyarakat”. Tegasnya.
Penulis : Laris Mataubana