NTT-News.com, WEBAR – Dibalik hijaunya alam Kecamatan Wewewa Barat yang hampir sudah dipenuhi pepohonan yang hijau dan rimbun, ada pemandangan yang sangat tidak elok. Pemandangan itu adalah tumpukan sampah yang sudah berbau busuk dan menghiasi bahu jalan menuju Kecamatan Wewewa Selatan.
Sampah seolah menjadi masalah yang tidak bisa teratasi di Wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Pasalnya, hampir disetiap bahu jalan di Wilayah Kecamatan Wewewa Barat terlihat tumpukan sampah yang merusak pemandangan.
Diketahui, tumpukan sampah itu berada di bahu jalan penghubung Kecamatan Wewewa Barat – Wewewa Selatan. Sampah-sampah itu berserahkan begitu saja. Disekitar jalan itu, tercium bau busuk yang mengganggu pengguna jalan. Belum diketahui oknum yang tidak bertanggung jawab dalam membuang sampah di jalan umum tersebut.
Salah seorang tokoh muda, Agustinus M. Ate mengatakan bahwa kesadaran pengetahuan masyarakat masih sangat minim tentang bahayanya limbah sampah. Menurutnya, masyarakat perlu memiliki rasa cinta terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Sehingga tidak terjadi lagi pembuangan sampah secara tidak bertanggung jawab.
“Karena kurangnya pengetahuan masyarakat setempat tentang bahaya limbah maka terjadilah pembuangan sampah secara tidak terdidik. Sampah tersebut hampir setiap tahun tetap berceceran dibahu jalan itu, sepertinya hutan bambu di Wee Desi itu menjadi langganan pembuangan sampah,” tuturnya ketika dihubungi media ini, Sabtu (19/02/2022).
Disisi lain, Agustinus juga menyebut bahwa minimnya sosialisasi pemerintah setempat dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya membuang sampah organik disembarangan tempat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan beberapa oknum masyarakat tidak sadar akan pentingnya kebersihan.
Ia menuturkan bahwa kehadiran pemerintah Kabupaten, Kecamatan atau pun pemerintah desa sangat dibutuhkan dalam memberi pemahaman kepada masyarakat. Menurutnya, kesediaan tempat penampungan sampah sementara, mungkin yang menjadi salah satu faktor penyebab tercecernya sampah di bahu jalan tersebut.
Melihat hal itu, Agustinus menyebut perlu adanya penyediaan Bak penampung sampah sementara disetiap tempat yang di anggap rawan sampah. Sehingga, memudahkan masyarakat dalam menertibkan sampah tersebut. Dan juga akan memudahkan petugas kebersihan dalam mengangkut untuk dialihkan ke tempat pembuangan terakhir.
Dirinya menambahkan bahwa perlu adanya sangsi atau ketegasan pemerintah dalam memperingati oknum yang telah mengotori bahu jalan umum dengan sampah-sampah organiknya. Jika tidak, dia meyakini bahwa sampah akan menjadi masalah setiap tahun.
“Perlu adanya perlakuan yang berdampak positif dari pemerintah kepada seluruh warga masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki kios-kios, tokoh, atau pun perusahan agar bisa menertibkan sampah secara sadar,” ucapnya. (RIAN)