NTT-News.com, Kupang – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) produksi obat herbal untuk penyakit hepatitis C dari bahan dasar buah Faloak. Produksi obat tersebut dilakukan setelah melalui proses penelitian oleh tim peneliti.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat memperkenalkan sendiri prosuk yang telah diproduksi dan pada saat itu mengatakan bahwa mulai tahun ini, pihaknya sudah memproduksi obat herbal untuk penyakit hepatitis C.
Obat herbal ini, lanjutnya, sudah melalui uji klinis di Balai POM, sehigga prototipe obatnya sudah bisa diproduksi. “Sudah dilewati semua, termasuk pemeriksaan di Balai POM. Sampai sudah keluar produknya berarti aman,” ujarnyanya menjawab pertanyaan awak media ketika konferensi pers dilaksanakan, Senin 21 September 2020.
Dia berharap semua masyarakat NTT bisa memanfaatkan obat herbal ini untuk kesehatan. Karena obat ini tidak hanya untuk menyembuhkan penyakit hepatitis C, tapi juga bisa menjaga tubuh agar tetap sehat.
“Ini bukan saja untuk orang sakit, tapi juga orang sehat. Apalagi bagi yang suka minuman keras. Kita harapkan sebelum sakit, kita bisa konsumsi obat gerbal seperi ini agar fungsi hati tetap sehat. Nama obat ini belum ada, akan dipikirkan nama yang bagus,” ujarnya.
Peneliti obat herbal Faloak untuk hepatitis C, Aji mengatakan bahan baku utama obat herbal ini adalah faloak, namun ada jenis tanaman lain yang dicampur, seperti jahe merah, bawang putih, kelor dan pepaya.
“Ada lima jenis tumbuhan yang dipakai dalam memproduksi obat hepatitis C ini,” katanya.
Terkait laboratotium untuk produksi obat herbal tersebut, kata dia, akan segera dibangun Pemerintah Provinsi NTT, namun obat ini belum diberi nama.
“Labnya segera dibangun. Sedangkan nama masih dipikirkan Gubernur,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan NTT, Messe Ataupah mengaku jumlah kasus hepatitis C di NTT memang tidak banyak, dibandingkan dengan hepatitis B. Namun komplikasinya terbanyak he hepatitis C, yang hingga kini belum ada vaksinnya.
“Hepatitis C sejenis virus NRA yang gamoang menular,” ujarnya.
Penulis: Rey