NTT-News.com, Waikabubak – Polres Sumba Barat gelar Program ZERO 100 Hari Kerja Kapolres baru Sumba Barat AKBP. Gusti Maycandra Lesmana, S.IK, MH. Program zero 100 hari kerja ini berupa larangan membawa senjata tajam tertib dalam berlalu-lintas dan masih banyak lagi tindakan yang masuk dalam kategori pelanggaran hukum yang terus disosialisasikan oleh seluruh jajaran Polres Sumba Barat.
Kapolres AKBP. Gusti Maycandra Lesmana, S.IK, MH, mengatakan membawa senjata tajam di tempat-tempat umum dilarang, menjual ataupun mengkonsumsi minuman keras juga dilarang, tertib dalam berlalu-lintas dan masih banyak lagi tindakan yang masuk dalam kategori pelanggaran hukum akan terus ditingkatkan pengawasannya.
Dia menegaskan, melalui upaya yang dilakukan oleh pihaknya itu, diharapkan di wilayah hukum Polres Sumba Barat bisa bebas dari transaksi serta penggunaan minuman beralkohol tersebut. “Jadi penjual miras, baik itu yang pabrikan maupun yang tradisional itu akan kita lakukan operasi,” tegasnya, melalui rilis yang diterima media ini, Kamis 1 Januari 2018.
Dia juga menuturkan bahwa, jika miras itu merupakan sentra pendapatan masyarakat, maka akan dirubah dengan melakukan pendekatan secara persuasif. Berdasarkan hasil koordinasi yang dilakukan pihaknya dengan aparat desa serta ketua adat, semuanya sangat tidak sepakat dan melarang masyarakatnya mengonsumsi minuman tersebut.
Sebagai kepanjangan tangan Polres Sumba Barat yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, Bhabinkamtibmas turut serta menyuarakan Program ZERO dari Kapolres Sumba Barat demi Sumba yang damai, aman, nyaman dan tentram. Untuk itu hari ini Kamis (01/02/2018), Brigpol Orlando Mahoklory yang merupakan Bhabinkamtibmas Polsek Loli telah melaksanakan giat sambang ke desa binaannya, yaitu Desa Uburaya, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat.
Pada kesempatan sambangnya, Si Coklat Berlengan Kuning Loli ini mengumpulkan warga desa binaannya guna bertatap muka secara langsung guna menyampaikan terkait Program ZERO 100 Hari Kerja Kapolres Sumba Barat. Brigpol Orlando menghimbau kepada seluruh warga desa untuk selalu menjaga kekompakan, mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai dengan menjaga tutur kata serta perilaku agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
Menghindari perselisihan antar warga yang dapat berujung pertikaian juga di sampaikan demi wilayah Loli yang damai. “Semua hal negatif itu tidak membawa dampak manfaat bagi kita, justru malah merugikan diri kita sendiri dan orang lain,” ungkap sang Brigpol.
Dia meminta agar membudayakan penyelesaian persoalan dengan duduk bersama disertai kepala dingin dalam penyelesaian setiap pemasalahan yang ada, guna mencari solusi terbaik. (rls/jep)
