
NTT-NEWS.COM, Kupang – Pedagang kuliner di Jalan (Jln) Polisi Militer (PM), Kelurahan Oebobo Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan sepinya pengunjung dan pembeli di daerah itu yang berakibat, para pedang yang lebih memilih menutup usaha mereka bahkan banyak yang mengaku merugi hingga gulung tikar (tutup usaha karena pailid)
Penjual minuman dan makanan ringan, Bendelina Here, 51 tahun, mengaku setiap hari hanya bisa menjual minuman dan makanan ringan khas NTT. Menurutnya, setiap hari hanya terjual sekitar Rp 50.000 hingga Rp. 750.000. “Kami jual tapi tidak laku, jadi kami banyak yang gulung tikar, kami hanya bertahan saja,” kata Bendelina kepada Media ini, Selasa (29/9).
Dijelaskan, awalnya pemerintah Kota Kupang melalui Satuan Polisi Pamong Praja, (Pol PP) mengalihkan mereka dari Jalan El Tari ke Jalan Polisi Militer dengan alasan untuk kebersihan disekitar jalan protokol dan di jalan Polisi Militer telah tersedia fasilitas.
“Kami digusur, dipindah ke sini, padahal awalnya kami jual jagung bakar dan Pisang Gepe di jalan El Tari. Jagung dan pisang gepe yang kami jual laku. Tapi setelah kami di sini sangat parah, ini ada bawa perlengkapan tapi tidak pembeli jadi biarkan saja,” kata ibu Paruh Baya asal Sabu Raijua ini.
Hal senada disampaikan Elisabeth, pedagang kuliner di wilayah itu bahwa makanan jajanannya banyak yang harus dibawah pulang ke rumah karena tidak laku terjual. Oleh karena itu dirinya meminta kepada Walikota Kupang Kupang, Jonas Salean untuk memikirkan kembali nasib mereka.
“Pak walikota tolong perhatikan kami, saat peresmian memang banyak yang datang belanja disini, tapi sejak beberapa bulan yang lalu, tempat ini jadi sepih pengunjung, akibatnya banyak teman-teman kami yang sudah tidak jual lagi,” kisahnya.
Menurutnya, tempat itu belum dikenal orang-orang sehingga yang belanja makanan pada kiosnya hanya pegawai-pegawai Provinsi NTT, sementara saat masih berjualan di Jalan El Tari Kupang, hasil penjualannya berbanding sangat jauh. (rm)