Wejewa Timur, Ntt-news.com || Memasuki masa kampanye, Paket AMAN – Agustinus Tamo Mbapa dan Soleman Lende Dappa melakukan ”Safari Politik” ke lima desa di Kecamatan Wewewa Timur pada 27 September 2024.
Desa-desa yang mereka kunjungi adalah Desa Maliti Dari di Kampung Watu Bua, Desa Mareda Kalada, Desa Kadi Wone, Desa Kalembu Ndara Mane di Omba Kajangi, Desa Lete Kamouna dan Desa Mainda Ole.
Di desa-desa tersebut, Paket AMAN disambut gembira oleh masyarakat dengan ritual adat berupa penyelempangan kain dan penyerahan ayam jantan.
Kain adalah simbol berkat dan pelindung dari terik matahari, embun malam dan hujan. Sedangkan ayam adalah lambang perjuangan yang mementingkan kepentingan orang lain.
Setelah mendengarkan materi kampanye dan pengenalan diri kedua calon Bupati dan Wakil Bupati, masyarakat menyampaikan kegembiraan dan harapan mereka. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi atau kebutuhan mereka.
Permintaan masyarakat tidak berlebihan. Hanya menyangkut kebutuhan dasar. Masyarakat Desa Maliti Dari di Kampung Watu Bua meminta agar jalan sepanjang 7 km dari Karitas sampai Mareda Kalada dijadikan jalan yang layak untuk mempermudah lalulintas masyarakat menyalurkan hasil bumi. Selain itu, mereka juga meminta agar rumah-rumah yang belum terang dialiri listrik.
Masyarakat Desa Mareda Kalada meminta agar Irigasi Waikelo Sawah diperuntukkan bagi khalayak umum. Hal lain yang mereka minta adalah penyediaan alat-alat pertanian berupa traktor, bibit unggul, dan pupuk. Mereka juga meminta agar harga komoditi lokal stabil atau tidak dipermainkan.
Hal yang sama diminta oleh masyarakat Desa Kadi Wone, Desa Kalembu Ndara Mane, Desa Lete Kamouna dan Desa Mainda Ole. Mereka juga meminta agar tersedia lapangan kerja untuk anak-anak mereka.
”Rasanya sangat percuma kami sekolahkan anak-anak kami, sebab setelah lulus kuliah dengan ijazah sarjana, mereka kembali seperti kami,” ujar seorang pria.
Beri Kami Kesempatan untuk Buktikan
Menanggapi permintaan dan harapan masyarakat, Calon Bupati (Paket AMAN) Agustinus Tamo Mbapa, menegaskan bahwa harapan masyarakat tersebut adalah harapan orang tuanya di kampung juga. ”Dan saya kembali untuk mengobati kerinduan Ina Ama. Kami tidak mau berbohong. Kami akan berjuang sungguh-sungguh agar harapan Bapa Mama bisa terwujud, karena untuk itulah kami berdua mau jadi bupati dan wakil bupati. Beri kami kesempatan, dan kami akan buktikan,” ujar Gustaf.
Calon wakil bupati Soleman Lende Dappa, mempertegas yang dikatakan Gustaf. ”Selama ini, kami sudah lihat dan dengar keluhan-keluhan Bapa Mama semua. Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Selama ini kami hanya bisa lakukan yang kecil-kecil. Untuk yang besar-besar itu, harus pemerintah yang lakukan. Maka kasih kami kesempatan memimpin agar kami bisa lakukan itu semua,” jelas pria yang tenar dengan nama SLD ini.
Paket Mukjizat
SLD juga menjelaskan bahwa Paket AMAN bernomor urut 3 adalah ”Paket mukjizat” karena muncul di saat-saat sudah dilupakan akibat tidak mendapatkan kendaraan.
Saat itu jelas SLD, Paket Ratu Angga sudah mengantongi 19 dukungan kursi dan Paket Rakyat menguasai 15 kursi. Tinggal satu kursi yang belum ke mana-mana, yakni kursi Partai Demokrat.
Segera setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan bahwa jika bakal calon bupati dan wakil bupati mendapatkan dukungan 10 persen dari suara sah pada pemilihan legislatif lalu (dalam konteks SBD), maka pasangan yang bersangkutan bisa maju sebagai calon bupati dan wakil bupati.
Memanfaatkan kesempatan tersebut, Gustaf dan SLD bertemu dan berdiskusi secara serius. Ternyata, penggabungan suara Partai Demokrat dan PSI, sudah lebih dari 10 persen. Maka lahirlah Paket AMAN. Setelah melalui proses yang tidak mudah, mereka lolos menjadi kontestan pada Pilbup 27 November yang akan datang. ***