NTT-News.com, Tambolaka – “Tak kenal maka tak sayang, tak kenal maka tak disapa”, demikian pepatah tua ini yang sering dilontarkan diawal perkenalan seorang kepada yang lain. Dalam dinamika kehidupan sosial manusia, pepatah ini lebih banyak benarnya, karena senyum pun sulit diselipkan jika bertemu orang asing.
Dominggus Dama, alias D. Dama, beberapa pekan terakhir ini menjadi buah bibir masyarakat Sumba Barat Daya (SBD). Dia dibicarakan karena telah dengan lantang menyatakan diri akan maju dalam prosesi Politik Pemilihan Kepala Daerah di SBD.
Masyarakat mungkin mengenalnya hanya sepintas sebagai sosok manusia biasa yang memperkenalkan diri di tengah kumpulan massa sebagai Bakal Calon (Balon) Bupati SBD, seperti di tempat Pasola di Kecamatan Kodi baru-baru ini. Namun siapa dia sebenarnya perlu dikupas tuntas untuk diketahui masyarakat.
Masyarakat banyak yang bertanya-tanya, siapa D. Dama ini? Dari mana D. Dama ini dan akan bertarung dengan siapa pada Pilkada SBD nanti jika dirinya benar-benar bertekad maju. Ini yang sebenarnya menjadi inti pertanyaan masyarakat, karena D. Dama bukanlah orang asing yang datang di SBD.
D. Dama adalah nama yang tidak asing lagi di SBD, dan namanya sudah sangat terkenal dengan terobosannya membangun Yayasan de”DAMA. Yayasan tersebut dibangun atas perjuangannya sendiri demi membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan jasa dibidang yang sedang dilayani oleh yayasan tersebut.
Yayasan de”Dama, adalah yayasan yang bergerak di bidang pelayanan jasa berupa Jasa Ambulance, Jasa Tenda Jadi dan Jasa Kursi Plastik seraca gratis. Pelayanan ini telah dirasakan banyak orang, dan oleh sebab itu, dirinya diminta masyarakat untuk mencalonkan diri menjadi Bupati SBD, sehingga pelayanan yang masih tergolong kecil ini bisa dinikmati masyarakat umum, terlebih bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
D. Dama lahir pada tanggal 27 November 1966 di Lombu Kecamatan Wewewa Tengah Kabupaten SBD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat itu, kedua orangtua memberinya nama lengkap DOMINGGUS DAMA. Dia lahir dari ayah seorang guru Sekolah Dasar Masehi (SDM) Mata Lombu.
Anak kedua dari pasangan suami-istri Alm Bapak Bili Dama dan Ibu Leda Milla yang bekerja sebagai ibu rumah tangga ini, biasa memanggil Dominggus Dama Cilik itu dengan nama penuh cinta yakni “Domi”. Ketika beranjak dewasa nama panggilan D. DAMA menjadi lebih terkenal dikalangannya, dan hingga saat ini sapaan D. DAMA lebih familiar di masyarakat umum.
Sejak kecil D. DAMA aktif dalam urusan gerejawi dan keluarga. Kemudian, memasuki usia tujuh tahunan D.DAMA dimasukkan ke SDM Mata Lombu Desa Lombu. Setelah menyesaikan studi di bangku SD, D. DAMA melanjutkan sekolah di SMPN 2 Waikabubak. Masa Studi di SMPN 2 Waikabubak selesai, D.DAMA melanjutkan masa SMA-nya di SMA Kristen Mandaelu.
Usai menyelesaikan masa SMA-nya, Ia melanjutkan kuliahnya di Akademi Teknik Kupang (ATK), jurusan Teknik Sipil D3, setelah itu dia lalu menyelesaikan Pendidikan Strata 1 di UNDIP (Universitas Diponegoro) dengan gelar S.ST. Tak cukup sampai disitu, D. Dama rupanya adalah type orang yang kurang puas tentang capaiannya di dunia pendidikan, sehingga pada akhirnya ia berusaha meraih gelar Strata 2 di Institut Teknologi Bandung atau yang dikenal dengan nama ITB, dengan gelar Magister Teknik (MT).
Hingga saat ini, D. DAMA adalah pejabat fungsional di Departemen Pekerjaan Umum pada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Provinsi NTT. D. DAMA juga adala Pembina Yayasan de”DAMA serta Ketua Kelompok Arisan Ole Milla asal Sumba di Kota Kupang. (Prof/advertising)