Kornelius Kodi Mete, Dokter Yang Bertani

0
508
Dokter Kornelius Kodi Mete saat Memantau Lahan Perkebunannya di Wilayah Pada Ikit, Kodi Utara (Foto; rey NTT-News.com)

NTT-News.com, Kodi – Nama Kornelis Kodi Mete pasti tidak asing lagi di telinga Masyarakat Sumba Barat Daya secara khusus, dan Sumba pada umumnya, bahkan ditelinga masyarakat Nusa Tenggara Timur. Ada yang mengenalnya sebagai mantan Wakil Bupati Sumba Barat, Mantan Bupati Sumba Barat Daya dan ada pula yang mengenalnya sebagai Dokter dan Kepala Rumah Sakit Umum Sumba Barat kala itu.

Saat bertugas di Kabupaten Kupang, Kornelius Kodi Mete juga pernah menjadi dokter dan kepala Puskesmas di Pulau Rote, sebelum daerah itu mekar menjadi daerah Otonomi Baru dari Kabupaten Kupang. Jadi wajar, jika Kornelis atau Kodi Mete (sapaan akrabnya) dikenal banyak orang.

Namun dibalik kesibukannya sebagai seorang dokter, Kornelis tak pernah meninggalkan kebiasaan keluarganya, yakni bertani, maka patut disebut sebagai “Dokter Yang Bertani”. Maklum, kebiasaan ini terus melekat, karena ia sadar bahwa dia dibesarkan dari keluarga sederhana, Ayah (Alm) yang bekerja sebagai guru Sekolah Dasar saat itu dan Ibu sebagai seorang Petani hingga saat ini.

Ayahnya yang saat itu menjadi guru di pedalaman Kodi (SDK. Waikahaka, Sumba Barat Daya, sekarang) menuntut Kornelis kecil bersama ibunya dan adik-adiknya untuk bertani. Sebab menjadi seorang guru di kala itu, ayahnya sadar benar bahwa kebutuhan rumah tangga serta keluarga besarnya tidaklah cukup dengan gaji yang diterima setiap bulannya, apalagi ayahnya memang berasal dari keluarga Petani.

Sebenarnya bukan soal ketidakcukupanlah yang paling utama menuntut keluarga itu harus bertani, tetapi menanamkan jiwa kerja keras dan memanfaatkan sumber daya yang ada, itulah yang membuat keluarga itu juga terus bertani. Buktinya, Kornelis di masa kecilnya bersama adik-adiknya, harus berkebun baru diberi makan sesuai porsi kerjanya masing-masing.

Kebiasaan bertani ini terbawa dikala Kornelis menjadi seorang dokter, dimana saja dia bertugas, disana pasti ada kebun miliknya. Disaat bertugas di Sumba Barat, Kornelis tidak tanggung-tanggung membuka lahan Persawaan di Wano Kaka, disana harus belajar cara bersawah karena tidak ada lahan untuk berkebun. Setelah Pindah tugas di Rote pun, Kornelis berkebun dan disana Ia juga bercocok tanam bawang.

Setelah kembali di Sumba Barat, dia kembali membuka kebun kurang lebih seluas 2 Hektare lebih, Kebun itu Ia buka di Kodi tepatnya di Kandaghu Tana (Kaninya). Kebun itu ia pertahankan hingga menjadi Bupati Sumba Barat Daya periode 2008-2013.

Setelah tidak menjadi Bupati lagi, Kornelis diangkat menjadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, meskipun harus tinggal di Ibu Kota Provinsi, Kornelis tak pernah lupa akan kebunnya yang baru dibuka sekitar 2 tahun yang lalu di Kecamatan Kodi Utara, Wilayah Padang Ikit, Sumba Barat Daya.

Lahan Perkebunan Seluas 3,5 Ha milik Dokter Kornelius Kodi Mete

Di kebun miliknya, beberapa waktu yang lalu Ia mengatakan bahwa bertani bukanlah hal baru baginya. Dia mengaku sudah menekuni pekerjaan ini sebelum dirinya mengenal pekerjaan lain seperti menjadi pekerja di bidang kesehatan dan menjadi pegiat Politik.

Dia mengaku, kebunnya itu kurang lebih seluas 3 Ha. di Kebun seluas itu ia menanami Padi Gogo atau Padi yang menghasilkan Beras Wangi dan Ubi-ubian di pinggir kebunnya. “Ini semua saya tanami Padi Gogo, luas kebun 3 koma 5 hektare lebih. Ini saya mau jadikan nanti kebun percontohan, walaupun saya sebagai dokter tapi masih bisa berkebun. Artinya Petani ulung pasti bisa bertani dengan lahan yang lebih luas dari milik saya,” kata Kornelis.

Dia menuturkan bahwa untuk mengolah lahan tersebut menggunakan alat pertanian modern dan tenaga manusia atau dari para petani yang tergabung dalam satu kelompok tani bersama dirinya. “Kita ada kelompok tani, setelah menggunakan alat pertanian, maka tenaga manusia juga dibutuhkan untuk membersihkan hingga ditanami,” katanya.

Pola tanam yang diterapkan sehingga kebun yang hanya mengharapkan sumber air hujan itu terlihat seperti hamparan sawah luas yang rapi dan hijau yakni, menggunakan pola tanam baris, pembersihan diwaktu yang tepat dan pemupukan juga diwaktu yang pas. “Kalau bertani memang harus tau betul waktu yang tepat untuk menanam dan membersihkan, jika tidak maka akan gagal panen, pola bertani ini yang ingin saya jadikan contoh kepada masyarakat supaya jangan gagal panen lagi,” tandasnya

Saat ini, lanjutnya, banyak petani yang memiliki lahan, tapi kadang gagal panen, itu disebabkan karena menanam dan membersihkan kebun diwaktu yang sudah tidak tepat lagi, sebab wilayah Kodi bukan wilayah irigasi yang mengharapkan sumber air irigasi untuk mengairi kebun atau sawah.

“Hujan pertama dalam satu tahun musim tanam itu adalah air susu Tuhan yang dijatuhkan pertama, ibaratnya Air Susu Ibu yang pertama harus diberikan kepada bayi sehingga dapat memperkuat daya tahan tubuh bayi. Kalau kita tidak manfaatkan hasilnya nanti susah. Tuhan sudah sediakan musim kemarau yang cukup untuk membersihkan kebun, bersih kebun saat musim panas sehingga musim hujan bukan rumput yang tumbuh pertama, tetapi tanaman pertanian,” ujarnya.

Orang kodi, lanjutnya lagi, bekerja kerasnya sudah hebat, tetapi jika terlambat maka tidak ada kompromi dengan musim, hasilnya akan sia-sia dan tenaga yang dikeluarkan tidak akan terbayar lunas dengan hasil panen. “Di kebun yang ditanami Padi, sebenarnya masih bisa lagi dilanjutkan dengan menanam jagung dan kacang-kacangan, terlebih kacang tanah sehingga bisa menghasilkan serat nitrogen yang bermanfaat bagi tanaman padi pada musim berikutnya, tanah tetap subur,” kata lelaki murah senyum ini.

Mendekati masa panen nanti, Kornelis sudah merencanakan untuk mengundang masyarakat banyak selain warga kelompok tani yang bersamanya setiap musim. Tujuannya adalah agar virus bertani yang benar ini bisa disebarkan kepada petani di SBD, khusunya di wilayah Kodi secara keseluruhan, karena jika cara ini dipakai petani maka SBD tidak ada lagi orang miskin dan orang yang kekurangan makanan. (rey/adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini