NTT-News.com, Kupang – Kontraktor Pelaksana proyek pembangunan Monumen Pancasila di Desa Nitneo, Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) optimis menyelesaikan pekerjaannya yang sempat macet karena persoalan hukum beberapa waktu lalu. Pekerjaan yang dikerjakan oleh PT Erom ini sempat di PHK dengan progres 87 persen saat itu.
Setelah melayangkan gugatan ke PTUN Kupang, PT Erom mendapatkan haknya untuk melanjutkan pekerjaan tersebut yang tersisa 13 persen, dan hingga saat ini hasil pekerjaannya menjadi bertambah menjadi 96 persen.
Direktur PT Erom, Hengky Esar kepada media ini mengaku sangat optimis untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan pemerintah Nusa Tenggara Timur dan juga masyarakat NTT pada umumnya. Namun diakhir tahun ini dia mengaku mengalami kendala karena keadaan alam yang kurang bersahabat beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Pengawas Pengendali Pekerjaan Proyek Monumen Pancasila, Yani Leba yang dikonfirmasi media ini menuturkan bahwa hasil progres pekerjaan hingga saat ini sudah mencapai 96 persen, tersisa 4 persen untuk merampungkannya sesuai kontrak akhir Desember 2020 ini.
Terkait pekerjan yang harus selesai diakhir Desember ini, namun masih menyisakan 4 persen yang belum rampung, Yani menjelaskan bahwa kontraktor sedang mengusahakan agar tetap rampung akhir Desember ini. Namun ada beberapa kendala lapangan yang berpotensi sedikit mengalami keterlambatan.
Menurutnya, hal pertama yang menyebabkan kemungkinan adanya keterlambatan adalah pada pekerjaan pengadaan dan pemasangan figur monumen. sebab pekerjaan ini membutuhkan keahlian khusus dan para pekerja itu didatangkan dari Jogjakarta.
Selain itu, pada beberapa waktu lalu ketika angin dan hujan beberapa hari, pekerjaan ini tidak bisa dilakukan karena ada bagian-bagian yang kemudian di cetak ulang lantaran terlalu besar dan berat sehingga sulit di naikan ke atas. Solusinya maka mereka harus potong atau dicetak agak lebih kecil dan mudah di naikan ke atas bangunan itu.
“Yang kedua ada bagian pekerjaan yang bisa dilakukan menggunakan mesin kraen, tapi ada juga yang dilakukan dengan manual. Nah, yang manual itu yang memakan waktu cukup lama,” jelasnya, Selasa 29 Desember 2020.
Pada mata burung, lanjutnya, menggunakan kaca, dan kaca itu sudah di pesan, dengan harapan dalam waktu dekat sudah bisa sampai di Kupang.
Dia juga menjelaskan bahwa pekerjaan lanjutan pada tahap ini hanya untuk Pekerjaan pada kepala burung garuda. Sementara untuk leher dan bulu-bulunya akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2021 dengan anggaran baru, termasuk untuk pengadaan lift, taman-taman ornamen lainnya. “Itu akan dilakukan pada tahun depan dengan anggaran baru,” pungkasnya.
Lorens