Lintas Flobamora

Kepsek SMK Deo Gloriam Wanno Muttu Klarifikasi Video Yang Viral

×

Kepsek SMK Deo Gloriam Wanno Muttu Klarifikasi Video Yang Viral

Sebarkan artikel ini
kepsek SMK Deo Gloriam Wanno Muttu Saat Memberi Klarifikasi

NTT-News.com, Webar – Kepala Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Deo Gloriam Wanno Muttu, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Agustinus Ngongo Rato, S.Pd, membenarkan video yang beredar di media sosial merupakan dari lembaga sekolah pimpinannya. Menurutnya, video yang sedang viral diluar pengetahuan dirinya. Sehingga, dirinya mewakili rekan-rekan guru dan atas nama sekolah mengkalrifikasi dan memohon maaf atas segala bentuk didikan yang sudah merugikan semua pihak. Khususnya untuk kedua orangtua murid.

Dirinya menjelaskan bahwa Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah(MPLS) dimulai dari hari senin. Sementara perekaman video itu terjadi pada saat kegiatan PBB pada hari selasa(13/07/2021). Namun, dirinya tidak menduga bahwa proses PBB saat itu direkam oleh panitia MPLS. Dan viral siang tadi.

Dia menuturkan bahwa pada saat upacara pagi, guru-guru melakukan pemeriksaan terhadap semua panitia dan peserta MPLS. Namun demikian tidak ditemukan hanphone pribadi. Agustinus meyakini bahwa segala bentuk proses yang terjadi akan menjadi bahan evaluasi ke depannya. Serta pembelajaran baik ke depannya.

“Atas nama sekolah, saya mewakili rekan-rekan guru memohon maaf atas segala sikap panitia yang sudah meresahkan  semua elemen masyarakat. Saya benar-benar tidak menduga kalau hal ini terjadi. Kami beejanji akan lebih mawas diri lagi dalam mengintrol aktivitas siswa-siswi,”mohon dirinya ketika ditemui wartawan media ini, pada Rabu(14/07/2021).

Agustinus menambahkan bahwa proses MPLS juga sesuai dengan prosedur yang berlaku. Menurutnya, terjadinya persoalan ini seakan menjadi boomerang nama baik sekolah. Sehingga dirinya sangat memohon kepada semua pihak yang sudah menshare video tersebut untuk dihapus.

“saya memohon kepada semua pihak yang sudah share video agar segera dihapus. Saya mengaharapkan kerja sama yang baik, guna menjaga nama baik pendidikan kita di Sumba, khususnya di Sumba Barat Daya,”ujar dirinya.

Agustinus melanjutkan bahwa oknum panitia yang melakukan sikap tidak bermoral adalah seorang siswa kelas sebelas.  Menurutnya, siswa itu Sudah dipanggil. Dan oknum panitia itu telah diberi sangsi. Yakni scorsing selama satu bulan. Sedangkan, lanjut Agustinus, kedua orangtua siswa SMP yang di dalam video itu juga telah ditemui untuk menyampaikan permohonan maaf. Dan diikuti oleh semua orangtua murid.

“Saya sudah memanggil oknum panitia itu dan memberi sangsi. Bukan hanya dia, kedua kawannya yang turut mengeluarkan kata-kata kotor itu juga sudah saya panggil. Dan untuk kedua orangtua itu juga kami sudah panggil dan memohon maaf atas persoalan yang menimpah anak mereka,”lanjut Agustinus.

Dikesempatan yang sama, orang tua siswa SMP, Bernadus Bora Tanggu mengaku kecewa dengan persoalan yang telah menimpah anaknya. Dirinya sangat terkejut ketika mendengar anaknnya viral dimedia sosial. Namun demikian, Bernadus menyebut bahwa proses ini bagian dari didikan untuk membentuk karakter anaknya.

“Benar, ini salah, sangat salah, tetapi saya sebagai orangtua merasa hal ini juga bagian dari pemebntukan mental anak saya,”sebut orangtua Frederikus Umbu Awang yang juga alumni SMP Deo Gloriam Wano Mutu.

Lebih lanjut, Bernadus menjelaskan bahwa segala bentuk didikan sekolah Deo Gloriam sangat dipercayainya. Menurutnya, pihak sekolah telah memberikan yang terbaik. Namun demikia, kata Bernadus, kesadaran peserta didik yang masih minim. Bernadus menuturkan bahwa problem yang sedang terjadi, dirinya mempercayakan lembaga sekolah untuk menyelesaikannya.

“Saya percayakan kepala sekolah untuk menyelesaikan persoalan ini dengan cara apa pun. Saya sebagai oragtua tidak akan berkomentar apa-apa. Sepenuhnyaa saya limpahkan kepada pihak sekolah,”ujar Bernadus.

Dirinya mengatakan bahwa panitia yang mengeluarkan kata-kata kotor pada anaknya merupakan sepupu. Sehingga, kata Bernadus tidak ada hal yang perlu diperpanjang lagi. Dengan demikian, dirinya juga memihon agar semua pihak yang menshare video itu agar segera dihapus. Serta tidak lagi dibagikan.

“Mereka itu sepupu, bukan orang lain. Sehari-hari mereka terbiasa olok-mengolok jadi terbawa dilingkungan sekolah. Sehingga kata-kata kasar itu terucap sudah. Tetapi secara pribadi kami sebagai orangtua memohon maaf juga karena belum begitu aktif dalam mendidik anak kami,”tutur Bernadus.

Setelah peristiwa itu, Bernadus menyebut anaknya tidak terganggu secara psikologi. Bahkan, lanjut Bernadus, anaknya melakukan aktiviatas sehari-hari dengan seperti biasa. Hingga siang tadi anaknya masih mengikuti proses terkahir MLBS.

“Anak saya tidak terganggu, hanya karena viral dimedia seolah kesannya dalam situasi tidak bisa teratasi. Tadi kami sudah bertemu sama kepala sekolah dan sudah diklarifikasi,”tutup dirinya.(Rian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *