Lintas Flobamora

Kelompok Usaha Gollu Rade Dampingi Pemuda SBD untuk Membuat Teh Celup Daun Kelor dan Sambal Maroto

×

Kelompok Usaha Gollu Rade Dampingi Pemuda SBD untuk Membuat Teh Celup Daun Kelor dan Sambal Maroto

Sebarkan artikel ini

NTT-News.com, WETENG – Sesudah mendapatkan pembelajaran tentang mengolah bahan lokal guna menghasilkan prodak yang memiliki nilai pasar yang tinggi, pemuda SBD langsung didampingi oleh Ketua Kelompok Usaha Gollu Rade, Soleman Mawo, untuk mempraktekan cara meracik Teh Celup Daun Kelor dan Sambal Maroto khas Sumba.

Tampak terlihat keseriusan kelompok pemuda dalam mengikuti proses pembuatan Teh Kelor dan Sambal Maroto tersebut. Peracikan bahan baku lokal ini juga didampingi oleh anggota Kelompok Usaha Gollu Rade.

Soleman menyebut kegiatan praktek ini untuk menguji kemampuan anak muda setelah menerima proses pembelajaran. Kelompok anak muda pun diberi ruang untuk melakukan peracikan pada bahan yang disediakan.

Pada praktek itu, kata Soleman, akan diarahkan bagaimana proses pembuatan teh celup daun kelor dan sambal maroto. Ia juga menjelaskan manfaat bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi tersebut.

“Ya, ini suasana praktek pengolahan bahan mentah menjadi prodak yang akan memiliki nilai pasar yang besar,” ujarnya.

Soleman menyebut bahan yang digunakan tidak terlalu membutuhkan biaya yang besar. Pasalnya, beberapa jenis bahan baku itu adalah hasil pertanian masyarakat Sumba.

Jika bahan-bahan itu dipasarkan, lagi kata Soleman, nilai jualnya tidak akan seperti yang di olah atau diproduksi.

“Bahan baku ini, jika langsung dijual sesudah panen, saya rasa harganya tidak akan sebanding setelah diproduksi, jadi kita harus terampil dalam mengolahnya,” kata Soleman saat mendampingi kelompok pemuda yang sedang praktek.

Melihat hasil perkebunan maupun pertanian yang di Pulau Sumba yang menghasilkan tanaman yang subur, kata Soleman, bisa dimanfaatkan anak muda untuk mengembangkan bisnis pemuda tersebut.

Hasil pasaran ke depannya, lagi kata Soleman, akan membantu dalam meningkatkan pendapatan ekonomi bagi pelaku usaha itu sendiri.

Ia meyakini, proses ini akan melahirkan generasi yang sukses dalam dunia bisnis. Sebab, dirinya telah merasakan hasil yang baik dari usaha yang ditekuni di kelompoknya.

Soleman berharap supaya kehadiran anak muda di kelompoknya bisa berdampak pada keberhasilan. Ia juga berharap supaya anak muda terus bergelut dalam dunia wira usaha dengan memanfaatkan pembelajaran yang sudah dipelajari.

“Tentunya saya berharap ini berkelanjutan sampai adik-adik berhasil dan merasakan dampaknya serta akan terus berkelanjuta,” harapnya.

Sementara itu, seorang pemuda dari Desa Rama Dana, Kecamatan Loura, Stefanus Wunu Bora, menyampaikan terima kasih atas proses pembelajaran telah diberikan oleh Ketua Kelompok Usaha Gollu Rade. Ia mengaku bahwa baru pertama mengikuti proses belajar pengolahan bahan mentah menjadi prodak yang bernilai.

“Terima kasih, saya sampaikan atas ketulusan dan ketersediaan kelompok usaha gollu rade dalam menerima kami untuk didampingi dalam meracik teh kelor dan sambal maroto,” ucapnya.

Saat ini, Stefanus sedang menekuni usaha hortikultura di Desanya. Namun demikian, setelah mendapat pendampingan, ia mulai mengubah pola pikir untuk memproduksi hasil tanamannya guna mendatangkan keuntungan yang lebih besar.

Ia membenarkan harga pasar bahan baku yang mentah tidak akan sebanding ketika diproduksi. Sehingga dirinya merasa bangga memiliki kesempatan dalam menguatkan pengetahuannya di dunia bisnis.

“Saat ini, saya sedang tekuni berbudi daya tanaman tomat, sudah cukup lama melakukan pekerjaan itu, tetapi setelah saya belajar hari ini, saya berniat mengubah pola pikir dengan motivasi hari ini,” katanya.

Stefanus menuturkan bahwa dirinya akan terus mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh setelah kembali ke desanya. Ia meyakini bahwa dengan komitmen dan keseriusan bisa mewujudkan mimpinya.

Sesudah kembali ke Desa, Ia juga berniat mengajak semua pemuda lainnya untuk belajar bersama dalam menekuni proses pembuatan teh celup daun kelor dan sambal maroto. Ia menyebut memproduksi prodak itu tidak terlalu sulit untuk diselesaikan. Apa lagi tidak membutuhkan biaya yang banyak.

 

“Itu tidak terlalu sulit untuk dikerjakan, hanya saja ketika mencapai keberhasilan dari pembuatan, palingan yang sulit itu ketika kita mau pasang label untuk dipasarkan,” ungkapnya. (RIAN)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *