NTT-News.com, Kupang – Pemuda-pemudi Asal Sumba di kupang Berikrar soal Kampanye Pilkada Damai dalam masa Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat tahun 2020. Ikrar yang diucapkan oleh pemuda Sumba disaksikan oleh Ketua paguyuban Ikatan Keluarga Asal Sumba (IKAS) Bapak Frans Umbu Data, untuk pemilu di sumba sehingga bisa berlangsung secara aman, damai dan bermartabat.
Dalam Orasi Ketua IKAS, Frans Umbu Data mengatakan, Ikatan Keluarga Asal Sumba (IKAS) turut andil dalam mewujudkan pemilihan kepala daerah yang aman, damai dan bermartabat tanpa isu sara, serta tanpa berita hoax dimasa pendemi covid- I9 di wilayah Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat pada tahun 2020.
Dalam acara kampaye damai turut dihadiri Ketua IKAS, Prof. Ir Frans umbu datta, M. app, Se,Ph.D. Moderator Petrus Henggu Mehang, S.H pemateri I Prof. Ir. Frans umbu datta, M. app, Se,Ph.D. dan pemateri II Daud Amarato, S.Pt. M. Si. Pada jumat (14/08/2020) di hotel Greenia Kupang.
Frans menuturkan, masa kampanye Pada pemilihan kepala daerah 2020 ini prinsipnya masih memungkinkan pemilu yang aman, damai dan martabat bisa dilakukan.
“Kami, prinsipnya masih sangat yakin bahwa di Sumba masih banyak orang kecil yang akan memilih orang yang benar dan juga yang punya power dan dominan yang baik. Maka kita berkesan bahwa sudah sulit menemukan orang jujur oleh karena itu juga kita benar melihat orang pemimpin daerah untuk maju dan yang tidak melanggar hukum dan etika kemasyarakatan,” katanya.
Mendorong pemuda pemudi Ini sifat rasa ingin tahu dan rasa tidak puas. Dan ini adalah sifat positif dari kemanusia. Dan dua sifat hakiki yang diberikan oleh Tuhan ini yang sering disalahgunakan oleh manusia. Dan inilah yang kita upaya maju lagi daerah sumba timur dan sumba barat kedepannya.
Frans berharap pada tokoh-tokoh muda pada masa Kampanye 2020 untuk mendapatkan pemimpin daerah sumba timur dan sumba barat yang baik.
Sementara Daud Amarato mengatakan bahwa terjadinya kampanye yang tidak damai berawal dari ketamakan dan saling menyerang ruang privasi.
Selain itu, ada persepsi yang keliru dalam menerjemahkan politik. Politik cenderung diidentikkan dengan tindakan kotor atau Politik dianggap kotor.
“Jika hal ini terus berlanjut pemahaman kelirunya maka berpotensi pilkada tidak damai, namun saya berkeyakinan bahwa masyarakat sudah mulai paham dan oleh karena itu setiap kandidat diharapkan untuk menjadi ujung tombak pemberian pemahaman yang baik kepada rakyat tentang politik yang benar. Politisi harus jadi guru politik dan pemuda IKAS juga harus melebur memberi pemahaman yang baik,” ujarnya.
Penulis : Rafael