
NTT-news.com , Kupang – Deby, demikian sapaan akrab dari keluarga Drg. Debora Ngara sebelum menyandang gelar sarjana dari Fakultas Kedokteran tempat Ia menuntut ilmu. Menjelang HUT RI ke-71 kemarin, dokter muda yang bertugas di Puskesmas Watu Kawula, Kecamatan Kota Tambolaka Sumba Barat Daya (SBD) ini terpilih menjadi dokter teladan tingkat Nasional mewakili SBD.
Dokter Deby merupakan salah satu dari 9 tenaga kesehatan teladan dari 9 kategori yang mewakili Nusa Tenggara Timur ditingkat Nasional menerima penghargaan secara simbolis. Lantaran terpilih menjadi salah satu dokter teladan dari ratusan tenaga kesehatan teladan lainnya dari seluruh penjuru provinsi di Indonesia, Ia dipanggil untuk menerima Anugerah tenaga kesehatan teladan dari Puskesmas di Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 17 Agustus 2016 lalu dan mengikuti upacara bersama 15 orang tenaga medis lain yang dipilih sesuai undangan yang ditujukan Kepada Kementrian Kesehatan.
Drg. Deby yang dihubungi menghubungi NTT-News.com, Rabu 24 Agustus 2016 mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka kalau Ia terpilih sebagai salah satu tenaga kesehatan teladan tingkat nasional bersama 15 orang teladan lainnya yang diundang mengikuti upacara dan bisa bersalaman langsung orang nomor satu di Repubuplik ini.
Buah hati dari pasangan Alm. Samuel D. Ngara dan Ibu Christina B mengakui bahwa Ia terpilih sebagai tenaga kesehatan teladan tingkat nasional, setelah 216 nama dari 34 Provinsi di Indonesia yang menerima penghargaan dari Menteri Kesehatan RI tersebut diseleksi lagi dan menghasilkan 15 nama yang akan mengikuti upacara di Istana bersama Presiden, tamu kenegaraan dan undangan lainnya.
Dari hasil seleksi berdasarkan ketentuan dari Istana Kepresidenan itu, maka keluarlah 15 nama yang mewakil 34 tenaga kesehatan teladan untuk mengikuti upacara Peringatan HUT RI. “Jadi ini hal yang besar yang Tuhan nyatakan dalam hidup saya. Saya sangat bersyukur dapat salaman dengan presiden waktu presiden berkunjung ke tribun-tribun tempat para undangan. Saya tidak punya toto waktu salaman dengan Pak Presiden lewat tribun tempat kami duduk. Tapi saya sudah senang adik, dapat jabat tangan dengan Presiden,” urainya.
Sebelum terpilih menjadi Tenaga Kesehatan Teladan dari Puskesmas, Wanita Kelahiran Wo’o Rete, Wewewa Selatan 10 Desember 1982 ini mengaku pernah membuat makalah dengan judul, Antara Faktor Kesadaran, Budaya Dan Ekonomi Dengan Kesehatan Gigi Dan Mulut.
Selain membuat berbagai inovasi, Puskesmas Tena Teke, tempat dokter Deby bertugas melakukan kegiatan usaha kesehatan gigi dan mulut di seluruh Sekolah Dasar (SD) se-Wewewa Selatan dan kegiatan penyuluhan, demonstrasi merawat gigi dan mulut dengan baik dan benar, pembagian sikat gigi serta pasta gigi kepada anak-anak SD.
Dia juga menuturkan bahwa pada saat ini, Ia sementara mengkaji bahan lokal untuk merawat gigi dan mulut, diantaranya memanfaatkan getah jarak dan garam dapur sebagai obat untuk merawat gigi dan mulut. “Bahan ini sangat baik kalaudigunakan, karena mudah didapatkan dan amam untuk kesehatan gigi dan mulut,” ujarnya wanita yang saja melangsungkan pernikahan dengan dosen muda Undana bernama Jonathan B. Agu Ate pada 8 Mei 2016 lalu.
Menurutnya saat ini masih banyak gangguan kesehatan gigi dan mulut yang dialami masyarakat, terutama pada anak usia sekolah, sesuai hasil pemeriksaan 8 dari 10 siswa yang diperiksa mengalami masalah, diantaranya gigi berlubang, bau mulut, dan karang gigi. Hal ini disebabkan karena mereka jarang atau tidak menyikat gigi dengan benar.
Faktor lain, lanjutnya, kesadaran masyarakat masih minim soal pentingnya kesehatan gigi, selain itu masalah ekonomi juga menjadi penyebab karena masyarakat lebih memilih untuk membelanjakan pendapatannya yang terbatas untuk kebutuhan yang lain, seperti makan, minum, dan pakaian daripada membeli sikat dan pasta gigi.
“Penyebab lainnya adalah budaya makan sirih pinang. Anak-anak banyak yang mencontohi orang tuanya untuk makan sirih pinang, belum lagi mereka jajan sembarangan. Masalah kesehatan gigi masih belum menjadi perhatian serius padahal dampaknya sangat fatal bila terserang sakit gigi misalnya,” paparnya.
Hal itu, menurutnya sangat penting dilakukan sosialisasi dan pelayanan menyeluruh secara kontinue terutama kepada anak-anak SD karena banyak yang tidak memiliki sikat dan pasta gigi.
Dia berharap juga, Pemerintah Daerah juga ikut ambil bagian dengan mensponsori rencana kegiatan dimaksud guna menyelamatkan generasi penerus bangsa dari gangguan kesehatan gigi dan mulut sehingga anak-anak tidak kehilangan fokus dalam belajar karena sakit gigi.
Ditanya soal perasaannya menerima penghargaan itu, Drg. Deby mengaku senang bercampur haru. “Ini memang tidak ada yang luar biasa dari apa yang telah dilakukan, namun ini adalah berkat dari Tuhan Yesus yang harus disyukuri lewat cara bekerja yang lebih sungguh lagi untuk masyarakat SBD,” tandasnya. (rey)