NTT-News.com, Kupang – GA (21) warga Kelurahan Naibonat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, harus merenggang nyawa akibat dikeroyok sejumlah warga, Rabu (29/1).
Korban dikeroyok dini hari sekitar pukul 1.00 Wita di depan rumah warga berinisial NB di Kelurahan Camplong I, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. Kasus ini sudah dilaporkan oleh keluarga korban di Mapolsek Fatuleu, dengan nomor : LP/B/ 08/1/2020/Sek Fatuleu/Polres Kupang.
Kronologi yang dihimpun merdeka.com menyebutkan, pada Selasa (28/1) malam sekitar pukul 21.00 Wita, saat dilakukan pemadaman listrik bergilir oleh PLN, korban GA menelepon MD (35), yang belakangan diketahui sebagai pacar gelapnya untuk bertemu. Sebenarnya MD telah mempunyai seorang suami berinisial A, namun belum menikah secara sah.
Awalnya MD melarang korban ke rumahnya, karena saat itu sedang berkumpul banyak orang. Ibarat pepatah cinta itu buta, korban GA memilih nekat menyambangi rumah MD pada pukul 23.00 Wita.
Karena sudah di depan rumah, korban pun disuruh MD masuk ke kamar tidur keluarga dan bersembunyi di dalam kolong tempat tidur. Sesaat kemudian, suami MD pulang dari kerja dan bersama mertua menonton televisi bersama.
Sekitar pukul 23.30 Wita, mertuanya pulang kembali ke rumah. MD kemudian menyiapkan air panas untuk A suaminya mandi. Usai mandi pasangan suami istri ini masuk ke kamar untuk tidur.
Nasib naas menghampiri korban GA. Tiba-tiba botol obat nyamuk yang disimpan di bawah tempat tidur MD dan A terjatuh sehingga membuat kaget. A kemudian memeriksa sumber suara tersebut dan mendapati korban sedang bersembunyi.
Karena curiga, A kemudian berteriak bahwa ada maling di dalam kamar mereka. Akibat teriakan tersebut, korban akhirnya memilih melarikan diri melalui pintu belakang ke arah jalan raya.
Korban pun dikejar menggunakan sepeda motor oleh A dan sekelompok warga sambil berteriak maling. Korban pun ditangkap lalu dibawa kembali ke rumah dan mulai dipukul ramai-ramai.
“Sekitar pukul 01.00 Wita korban dibawa kembali ke rumah oleh A. Saat itulah korban dikeroyok sejumlah warga yang diperkirakan sebanyak 20 orang,” kata Kapolsek Fatuleu, Ipda Anthon Wodo, Jumat (31/1).
Menurut Anthon, akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka-luka yang cukup serius di sekujur tubuh, sehingga dilarikan ke RSUD Naibonat Kabupaten Kupang, untuk mendapat pertolongan medis, namun nyawa korban tidak tertolong.
“Kita sudah melakukan visum terhadap korban dan memeriksa sejumlah saksi. Kita masih proses pengumpulan keterangan,” jelasnya. (Ap/Rey)
Sumber: Merdeka.com