NTT-News.com, SBD – Dalam menjalankan fungsi pengawasan selaku Anggota Komisi IX DPR-RI, Ny. Ratu Ngadu Bonnu Wulla bersama BKKBN sebagai mitra kerjanya di Komisi IX melakukan kampanye penurunan Stunting di Pulau Sumba, Jumat (18/03/22) di GKS. Mata, Tambolaka.
Ia meminta kepada pihak terkait agar serius dalam penanganan penurunan angka stunting tersebut. Pasalnya, saat ini NTT pada umumnya, pada khususnya SBD memiliki angka stunting yang besar. Sehingga ia menyebut penanganan stunting tidak boleh dikesampingkan. Sebab ini sudah menjadi isu nasional.
Ratu Wulla mengatakan bahwa akan kehilangan generasi yang berkualitas kalau tidak ada persiapan. Sehingga Penanganan stunting menjadi program prioritas nasional.
Di Nusa Tenggara Timur angka stunting mencapai 37% khusus di Sumba Barat Daya angka stunting sudah mencapai 44,28% dan ini akan menjadi persoalan kita bersama.
Kampanye penurunan stunting yang merupakan salah satu upaya pengentasan stunting yang dicanangkan oleh pemerintah RI untuk mencapai target penurunan 10% prevalensi stunting nasional dari 24,4% menjadi 14% pada tahun 2024.
“Kampanye penurunan stunting ini akan menyasar kelompok ibu menyusui, siswa-siswi, remaja, calon pengantin dan keluarga pemilik balita di tempat itu,” katanya. Sudah saatnya orang tua mengambil peran dalam penanganan stunting ini. Kita harus bisa menciptakan generasi hebat buat daerah ini,” tandasnya
Dalam kesempatan itu, Ratu Wulla menyampaikan bahwa Komisi IX DPR RI telah mendorong BKKBN sebagai motor kampanye penurunan stunting untuk dengan inovasi dan kreativitas terus menggalakan upaya untuk menurunkan prevalensi stunting nasional.
Keseriusan memerangi stunting oleh komisi IX dengan menyetujui penetapan anggaran sebesar 25 triliun untuk penurunan stunting nasional.
“Selain itu, kami (Komisi IX) juga mendorong agar Kemenkes dan BKKBN juga Kementerian serta lembaga lainnya untuk melakukan intervensi dalam program secara spesifik dan sensitif terhadap upaya penurunan stunting Nasional,” tegasnya.
Ratu Wulla mengakui masih banyak masyarakat selalu bertanya kenapa saya selalu turun di dapil.
“Dapil itu adalah bagian dari kerja kami untuk menyerap aspirasi rakyat kemudian membawanya dalam sidang agar nanti ada program pemerintah yang bisa hadir di daerah initidak lupa mendorong Pemerintah baik tingkat Kabupaten, Kecamatan maupun Desa untuk melakukan percepatan penanganan stunting secara berkelanjutan serta menetapkan Perda ataupun Perbup untuk upaya percepatan penurunan stunting,” tambahnya lagi. (JEP)