NTT-News.com, Oelamasi – Aktivitas mesin produksi penggilingan batu alam oleh PT Alam Indah memenjarakan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa-siswi SD Negeri Batulesa di Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
“Pas, (tepat) jam belajar pagi, saat yang sama, itu mol juga (mesin pemecah batu) babunyi (berbunyi),” ungkap Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Sumlili, Frids
Nggongoek kepada wartawan dengan dialek Kupang yang sangat kental, belum lama ini.
Sementara Kepala Sekolah setempat, Otniel Mbatu diwaktu berbeda mengatakan bahwa bukan saja pada jam belajar anak didik yang di penjara oleh kebisingan mesin pemecah batu, tetapi jarak sekolah dan letak mesin mol sangat berdekatan, imbasnya, debu ikut terhirup dan hal itu menimbulkan kesehatan ratusan anak di sekolah terancam.
“Ini debu sudah terlalu pak. Kalau imbasnya anak-anak bisa kena penyakit ispa,” tutur sang Kepala Sekolah yang juga sudah merasah gerah dengan keberadaan PT Alam Indah di dekat sekolah.
Sebelumnya media ini memberitakan, pada saat kunjungan kerja DPRD Kabupaten Kupang, Jumat 22 Januari lalu, para orang tua mengadukan PT Alam Indah milik Baba Gunawan dan CV Matrix milik Baba Sing tersebut yang telah merusaki sungai itu hingga ke tepi Daerah Aliran Sungai.
Selain itu, penambangan yang tidak beraturan itu menyebabkan ratusan area persawahan di sepanjang aliran sungai musnah, sehingga DPRD telah memanggil pihak Perusahaan untuk dilakukan Rapat Dengar Pendapat, namun pihak PT Alam Indah dan CV Matrix tidak mengindahkan panggilang dari lembaga DPRD Kabupaten Kupang. (George)
