NTT-News.com, Kodi Utara – Hama Belalang kumbara kembali menyerang sejumlah desa di Kabupaten Sumba Barat Daya, salah satu wilayah yang diserang adalah Wilayah Kodi Utara, Nusa Tenggara Timur, Senin (19/11/2021).
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Barat Daya, Rofinus Kaleka, SP mengatakan, pihaknya sampai dengan hari ini masih terus berusaha melakukan pengendalian hama tersebut, Sabtu 20/11/2021.
Dirinya juga menjelaskan bahwa pada tahun 2021 pertama satu koloni besar hama belalang jenis kumbara ini masuk di Kabupaten SBD sejak 27 Juli 2021, dalam kurun waktu 22 hari kita lakukan pengendalian dan selesaikan induknya.
“Kemudian kita tunggu sebelas hari ke atasnya, kita juga selesaikan anak belalang yang ada di Desa Waima Kaha, Kecamatan Kodi Balaghar.
Namun pada tanggal 6 November 2021 masuk kembali satu koloni besar hama belalang jenis kumbara lewat Loko Kalada, Lete Konda Selatan dan Bondo Boghil yaitu perbatasan wilayah Sumba Barat Tana Righu.
“Karena menetap di Lete Konda Selatan dan Bondo Boghil, dini hari kita juga melakukan pengendalian dengan insektisida dan menggunakan alat/mesin penyemprotan power Sprayer dan Drone daya angkutnya 10 Liter,” jelasnya
Sedangkan yang diburu saat ini di Kecamatan Kodi Utara, Desa Wee Wella dan Waikarara Desa Bukambero serta di Kecamatan Wewewa Barat, karena koloninya sangat besar dan berceceran.
Untuk sementara khusus 3 desa di Kecamatan Kodi Utara sementara melakukan pengendalian penyemprotan insektisida setiap dini hari mulai dari pukul 17.00 WITA sampai pada pukul 14.00 dari tanggal 6/11/2021 sampai dengan hari ini populasi semakin berkurang.
Posisi sementara masih di Kadekap, Desa Kalembu Kaha, Kecamatan Kota dan Waikara, Desa Bukambero, kecamatan Kodi Utara dan masih ada koloni yang belum terjangkau, sehingga pihaknya akan terus berusaha melakukan pengendalian di manapun titik keberadaan hama tersebut,”tuturnya.
“Dan jenis kumbara seperti ini, kita hanya bisa kendalikan pada malam hari, sedangkan kalau siang hari selain berakibat keracunan bagi petugas, hama juga akan terbang,”imbuhnya.
“Ada banyak kendala yang kami alami dilapangan, baik itu dari sisi fasilitas maupun tenaga manusia yang masih terbatas, hanya satu mobil brigade penyuplai air, akhirnya selalu berkekurangan air dilapangan, kemudian satu Drone dengan daya angkut 10 Liter untuk penyemprotan melalui udara dan beberapa alat semprot tenaga manusia seperti Hand Sprayer Solo serta mesin semprot power sprayer,” katanya lagi.
Dirinya berpesan kepada seluruh petani tidak perlu panik, tetap melakukan penanaman padi dan jagung serta siap siaga di kebun masing-masing agar dapat memberikan informasi keberadaan hama tersebut. (*/rey)