Tolak Meteran Listrik Prabayar, Warga Ribut di DPRD NTT

0
303
Masyarakat Ribut di DPRD NTT
Masyarakat Ribut di DPRD NTT

NTT-NEWS.COM, Kupang – Rapat Dengar Pendapat Gabungan Komisi DPRD NTT dengan Manajemen PT PLN wilayah NTT dan masyarakat di gedung DPRD NTT, Senin (21/9/2015) berakhir ribut. Warga yang tidak diberi kesempatan berbicara kecewa dan menolak draf rekomendasi yang disepakati antara Managemen PLN dan dewan.

Ketika pimpinan rapat Nelson Matara menutup rapat dan mempersilahkan semua menikmati hidangan yang disiapkan, Yusak Daka Weni, Abdul dan Lurah Batakte, Kabupaten Kupang, Muri Ratu Koreh, spontan berdiri dan dengan nada tinggi meminta agar DPRD dan PLN menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat terkait mutasi meteran pascabayar ke prabayar.

”Kami sangat kecewa dengan sikap DPR yang tidak mencari solusi untuk masyarakat. Kami merasa ditipu, ada surat pernyataan yang disodorkan PLN untuk ditandatangani dan ternyata setelah dipelajari, itu surat permohonan pelanggan untuk menggantikan meteran. Ini upaya penipuan. Bahkan ada rekening pascabayar diblokir dengan alasan ada tunggakan, ternyata itu cara jitu untuk mengalihkan meteran ke prabayar. Intinya kami menolak karena listrik pintar itu tidak berpihak kepada masyarakat,” tegas, Ratu Koreh.

Sebelumnya pimpinan rapat, Nelson Manara dan Gabriel Beri Bina dan Menejer PLN Wilayah NTT, Ricard Safkaur, anggota DPR Viktor Lerik meminta agar rapat dengar pendapat merekomendasikan pemberhentian pemasangan meteran prabayar agar masyarakat tidak dirugikan.

”Saya minta untuk PLN menghentikan pemasangan meteran pulsa dan dibuat secara tertulis hari ini. Bahwa pemasangan meteran pulsa itu pilihan bukan pemaksaan. Saya akan ambil dana foto copy untuk disebarkan ke seluruh masyarakat di NTT,” tegas Veki.

Demikian juga, Thomas Tiba, bahwa soal pergantian meteran pascabayar dengan prabayar itu adalah internal PLN buka harus dibawa keluar. ”Ada satu hal yang aneh kalau masyarakat terlambat membayar rekening akan diblokir, bahkan pencabutan meteran, sementara pemadaman listrik tanpa pemberitahuan hingga banyak barang eketronilk rusak tidak disikapi,” tegasnya.

Sementara Ricard Savkaur mengatakan, secara internal akan melakukan evaluasi terhadap pemanfatanan meteran prabayar. ”Kami mengahargai pelanggan yang belum nyaman menggunakan listrik prabayar. Tetapi kita juga perlu menghargai pelanggan yang menyatakan puas menggunakan meteran prabayar itu. Sebagian besar meteran pascabayar sudah dimigrasi. Dari 80.000 lebih pelanggan yang belum migrasi sebanyak 19.000 pelanggan,” tegasnya. (TN)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini