Jakarta, Ntt-news.com || Warna Research Center (WRC) melakukan survei mengukur elektabilitas tiga pasang calon (paslon) Kepala Daerah NTT menjelang seminggu pelaksanaan Pilkada 2024. Survei ini dilakukan terhadap 1.488 Warga NTT sebagai responden mewakili sebanyak 3.988.372 Pemilih di Pilkada NTT.
“Jumlah responden sebanyak 1.488 orang ini tersebar di 21 kabupaten dan satu kota. Mereka dipilih secara proposional dengan metode multistage random sampling,” kata Direktur Eksekutive WRC, Dedi Rohman, dalam keterangannya, Kamis (21/11/2024).
Dedi menyatakan, hasil survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,54% pada tingkat kepercayaan 95%. Pengambilan data survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dan melalui sambungan video whatsap call
Sementara itu, untuk mengukur tingkat keterpilihan atau elektabilitas dari riga pasangan kepala daerah NTT dilakukan dengan dua tahap pertanyaan kepada respoden. Kemudian, simulasi dengan surat suara bergambar wajah dan nomor urut ke tiga pasangan calon kepala daerah.
“Penelitian dilakukan sejak tanggal 12 hingga 20 November 2024,” kata Dedi.
Lebih lanjut, Dedi mengungkapkan, pertanyaan awal secara terbuka kepada sebanyak 1.488 responden tentang pasangan calon Kepala Daerah NTT yang akan dipilih jika pilkada digelar saat ini?
Hasilnya, pasangan nomor urut 2 Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma meraih dukungan sebanyak 38,7%, pasangan nomor urut 1 Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto meraih dukungan sebanyak 25,2%, pasangan nomor urut 3 Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu meraih dukungan 18,4%, sedangkan tidak memilih dan menjawab atau merahasiakan pilihannya sebanyak 17,7%.
Lalu, pada pertanyaan secara tertutup kepada respoden melalui kertas kuisioner dengan pertanyaan; “Dari ketiga nama pasangan calon kepala daerah NTT mana yang akan anda pilih saat ini sebagai Kepala Daerah NTT?
Hasilnya, pasangan nomor urut 2 Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma dipilih sebanyak 42,9%, pasangan nomor urut 1 Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto dipilih sebanyak 27,2%, pasangan nomor urut 3 Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu dipilih sebanyak 24,8%, tidak memilih sebanyak 5,1%.
Kemudian, lanjut Dedi, pada pengujian melalui surat suara yang ada gambar dan nomor urut dari ketiga pasangan calon Kepala Daerah NTT yang diberikan pada 1488 respoden untuk dipilih.
“Hasilnya, pasangan nomor urut 2 Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma meraih 646 suara atau sebanyak 43,45% suara, pasangan nomor urut 1 Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto meraih 420 suara atau sebanyak 28,29 % suara, pasangan nomor urut 3 Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu meraih 382 suara atau sebanyak 25,68 %, serta suara kosong 40 lembar,” kata Dedi.
Survei ini menunjukan pasangan Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma unggul dengan elektabilitas paling tinggi di Kota Kupang dan 19 Kabupaten selain Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan yang mengunggulkan diurutan pertama Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu, sementara pasangan Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto hanya di posisi kedua dan tiga saja.
Dedi Rohman menjelaskan, kuatnya keinginan masyarakat NTT memilih pasangan Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma, disebabkan NTT butuh pemimpin yang mampu melobi pemerintah pusat untuk membuat yang terbaik untuk NTT.
Sebab pasangan Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma ini lahir dari rahim partai atau koalisi partai yang sama dengan presiden Prabowo karena pembangunan di NTT masih sangat tergantung pusat
Sehingga kekuatan lobi seorang gubernur terpilih juga menjadi salah satu tolak ukurnya dalam keterpilihan Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma.
Selain itu faktor dari kesukaan masyarakat NTT terhadap figur mantan Presiden Jokowi mayoritas memberikan suaranya pada pasangan Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma dibandingkan pada pasangan Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto yang saat debat publik kedua tidak mengakui kinerja Jokowi dalam mendukung pembangunan di NTT.
Dedi Rohman mengungkapkan, hasil survei juga menunjukan sebaran keterpilihan pada ketiga pasangan calon Kepala Daerah di tiap kota/kabupaten di NTT.
Sementara itu, Pengamat Sosial Politik Universitas Nusa Cendana (Undana) NTT Lasarus Jeramus menilai, terdapat dua faktor penting di balik keunggulan Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma pada survei ini.
“Faktor utama adalah elektoral Melki sangat tinggi. Yang kedua posisi Melki sekarang sangat strategis, karena menjadi salah satu pimpinan di Partai Golkar,” ujar Lasarus.
Hal ini, lanjutnya, kemudian mempengaruhi variabel lain. Terutama kinerja Melki merealisasikan programnya selama ini. Seperti, menurutnya, pada masalah kesehatan di NTT. Banyak pihak menilai sangat bagus dan nyata hasilnya dirasakan masyarakat.
“Yang paling penting itu masyarakat melihat bukti, bukan seperti elit-elit politik, kalau ini masyarakat melihat langsung dan merasakan. Saya kira Melki tepat memanfaatkan isu kesehatan dan kerja nyata untuk masyarakat NTT,” ujarnya. (wartaekonomi.co.id)***