HukrimNews

Satpol PP SBD Kembali Unjuk Aksi Bringas, Rumah Warga Dirusaki

×

Satpol PP SBD Kembali Unjuk Aksi Bringas, Rumah Warga Dirusaki

Sebarkan artikel ini
Anggota Satpol PP dan Kasat Pol PP serta Camat setempat saat menyerbu salah seorang pedagang dan merusak rumah warga
Anggota Satpol PP dan Kasat Pol PP serta Camat setempat saat menyerbu salah seorang pedagang dan merusak rumah warga

NTT-News.com, Tambolaka – Warga Sumba Barat Daya (SBD) di Jalan arah Waikelo, Lede Giring – Tambolaka  pada Selasa, 18 Juli 2017 kemarin kembali menjadi korban kebringasan petugas Pol PP yang melakukan penertiban pedagang di area jalan tersebut.

Sayangnya, kali ini bukan saja pedagang yang menjadi korban, tetapi penduduk setempat yang rumahnya berada di sekitar lokasi pedagang-pedagang kecil yang berjualan ikan, sayur, tomat dan lain-lain.

Kisah ini dimulai pagi hari sekitar Pukul 10.15 WITA dimana petugas Pol PP yang dipimpin oleh Kasat Pol PP dan petugas kecamatan yang dipimpin langsung oleh Camat Kota melakukan penertiban para pedagang.

Menurut Agustinus Retang (Akong) pemilik rumah yang sekaligus bengkel yang menjadi korban keganasan petugas satpol PP, awalnya pagi hari kurang lebih jam 10 ia didatangi camat Kota yang menanyakan mengapa memberikkan ijin kepada pedagang masih berjualan dilokasinya.

Lalu Akong menjawab, dirinya sudah tidak memperbolehkan lagi pedagang berjualan di tempatnya itu, sedangkan tempat mereka berjualan adalah lahan milik Pelita. “Saya bilang saya sudah tidak kasih ijin, dan tempat yang digunakan itu juga lahan milik Pelita, sehingga petugas langsung kembali ke tempat pedagang yang ditertibkan, tetapi tidak lama kemudian petugas pol PP kembali lagi dan sudah melakukan pengrusakan,” tuturnya.

Masyarakat yang melihat langsung kejadian yang terjadi ini langsung bergabung bersama Pol PP dan terjadilah pelemparan rumah oleh Pol PP dan masyarakat yang mengakibatkan pecahnya kaca jendela, atap rumah, serta beberapa kendaraan yang sedang parkir di bengkel milik Akong.

“Mereka mengambil meja saya, karena itu adalah meja kami dan bukan milik pedagang makanya kami pertahankan disitulah terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan istri saya terjatuh hingga kakinya luka,” tutur Akong pada awak media.

Hartati istri dari Akong yang mempertahankan harta bendanya menjadi korban aksi saling dorong dengan petugas sehingga mengalami luka-luka karena terjatuh. Melihat kejadian tersebut anaknya, bernama Ryan datang membela ibunya juga mendapat pukulan dari petugas yang mengakibatkan luka-luka.

“Selain didorong saya juga dicekik oleh petugas yang bernama Yohanes D. Ori, saya perhatikan namanya, dia bilang ini saya pu nama, kamu catat saja. Anak saya juga dipukul dengan kayu kudung hanya karena memperingatkan ada mobil yang lagi diservis, itu mobil anggota dewan pak,” ungkap ibu Hartati penuh emosi.

Untuk menjaga dirinya dan keluarganya, Akong mengambil pistol jenis Airsoft Gun di dalam kamarnya dan mengacungkan pada petugas sehingga beberapa petugas lari menghindar.

“Saya mengambil pistol dan menodongkan ke mereka karena merasa terancam tetapi tidak menembak, dan masalah kepemilikan senjata api inilah mereka melaporkan saya di Polsek Loura,” ungkap Akong.

Kapolsek Loura AKP Martinus Koang yang dihubungi di media di kantornya mengatakan, penertipan Pol PP dengan pedagang yang masih bandel belum mau dipindahkan ke pasar di Wepangali, dan ini sudah berulang-ulang kali dilakukan dari bulan lalu. “Untuk mengantisipasi, pemilik rumah atau korban yang melapor kita buat laporan saja,” kilahnya.

Keterangan yang masuk ke Polsek Loura bahwa penertiban ini dilakukan di sekitar kuburan samping rumah ongko Akong yang dilanjutkan dengan penertiban meja-meja yang masih tertinggal termasuk meja pemilik rumah (Akong) sehingga akhirnya terjadi tarik menarik dan mengakibatkan ibu pemilik rumah terjatuh.

“Karena merasa terganggu dan kaget mendengar istrinya jatuh, maka ongko Akong masuk ke dalam rumah dan mengambil senjata api dan menembakan sebanyak 3 kali sebagai tembakan peringatan, disitulah kericuhan terjadi dan menyebabkan banyaknya kerusakan materi oleh pemilik rumah,” ujar Kapolsek.

Lebih lanjut Kapolsek Loura mengatakan masalah ini sudah ditangani pihaknya dan hasil koordinasi dengan Bupati, agar ditahan dulu karena akan ada penyelesaian persuasif Bupati dengan pemilik rumah.

“Ini salah paham saja semua, karena ego saja yang satu mau berjualan disitu karena tidak jauh, dipihak lain melakukan penertiban karena perintah dan Pol PP dipimpin langsung oleh Kasat didamping camat yang memberi himbauan, saya bilang ke Pak Kasat kalau melakukan penertiban kenapa tidak minta didampingi oleh polisi, ya ini hasilnya Karena ego saja,” jelas Kapolsek Loura.

Hasil pantauan media menunjukan adanya salah paham antara petugas dan pedagang yang berakibatkan terjadinya kericuhan tersebut. Pedagang-pedagang kecil ini merasa keberatan untuk pindah ke pasar yang sudah disiapkan oleh pemerintah karena dagangan mereka tidak banyak dan biaya habisnya untuk transport.

Hal lain lagi yang menjadi keyakinan mereka bahwa mereka berdagang di lahan sendiri bukan lahan pemerintah serta tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Abdullah pedagang asal Wekelo mengatakan bahwa ini sudah sepengetahuan bupati, mereka sudah pernah menanyakan pada Bupati.

“Dalam pertemuan halal bihalal baru-baru di masjid Al Falah kami sudah menanyakan pada Bupati untuk kami pedagang kecil yang hanya jualan 1 gabus, dan Bupati sampaikan pada kami kalau berjualan jarak 3 m dari got tidak apa-apa, kami malah berdagang 5 sampai 15m ke dalam tapi tetap kita dibongkar,” ungkap Abdullah.

Istri Akong dengan bekas luka yang diverban di lututnya dan Putranya sedang menunjukkan bekas Pukulan dibagian belakangnya, serta kaca rumah dan mobil yang ikut dirusak Sat Pol PP SBD

Pedagang-pedagang yang berada disekitar lokasi merasa prihatin karena masalah mereka, Akong dan keluarganya harus menerima akibatnya, padahal keluarga Akong sangat baik pada mereka dan pedagang pun tidak ada yang berjualan disekitar lokasi rumahnya. Bahkan kepala Kesbangpol SBD, Dominggus Bula sempat meneteskan air mata, karena melihat perlakuan pada seorang ibu Rumah Tangga yang tidak mausia.

“Air mata saya sampai jatuh karena saya teringat ibu saya di rumah, ini merupakan perbuatan yang sungguh diluar batas, bagaimana kalau hal itu sampai terjadi pada diri kita dan keluarga kita,” ujarnya.

Begini aksi mereka yang dapat direkam melalui vidio amatir warga yang ikut menyaksikan kejadian itu, Tonton aksi Mereka disini. Klik Ini Durasi mereka yang lebih Lengkap. Klik(OC/RM)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *