NTT-News.com, Kefamenanu – Pasca bencana banjir bandang yang terjadi pada tanggal 4 april 2021 lalu mengakibatkan ratusan pipa aliran air PDAM dari Mutis putus, 20 ribu jiwa di Kota Kefamenanu Kabupaten, TTU, Provinsi NTT, kewalahan air bersih.
Pasca bencana banjir bandang, selama 3 pekan ini pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Cendana Kefamenanu untuk sekitar 20 ribu jiwa mengalami lumpuh total.
Dirut PDAM Tirta Cendana Kefamenanu, Boy Salassa saat mengatakan, Akibat dari banjir tersebut mengakibatkan pipa trasmisi dari mata air Mutis sampai di Desa Mnesatbatan rusak berat sehingga menyebabkan penyaluran air bagi warga lumpuh total.
“Banjir bandang yang membawa lumpur, pohon, batu-batuan sehingga membuat jaringan trasmisi kita pipa 8 dim, 6 dim dan 4 dim dari sumber mata air Mutis sampai di Desa Msenat batan sawah sehingga pelayanan kami lumpuh total,” Jelas Boy.
Selain itu dirinya mengatakan selain pipa yang rusak 5 titik jembatan penyebrangan pipa juga rusak total akibat banjir bandang tersebut.
“Jembatan penyeberangan kita ada 5 yang hilang termasuk pipa 8 dim, 6 dim dan 4 dim,” Jelas Boy. Kepada Wartawan di ruang kerjanya. Rabu, (21/04/2021).
Pada kesempatan itu, Boy mengatakan pihaknya sudah melaporkan kepada pihak pemerintah Daerah terkait bencana tersebut.
Dan untuk upaya saat ini, lanjut Boy, pihaknya hanya mampu melakukan perbaikkan seadanya dan belum dipastikan kapan selesainya mengingat kondisi kerusakan yang terjadi sangat parah sehingga memerlukan anggaran yang besar.
” kita sudah buat laporan dan perincian, dan itu butuh biaya, kalau dikalkulasikan hampir 6 milliar, itu ada beberapa item yakni rehab intek pada sumber mata air dengan kapasitas 40 liter/detik, jembatan pipa pada WW 42 meter, jembatan pipa 150 mm 42 meter dan juga jembatan pipa 100 mm 42 meter,” jelasnya.
Ia juga mengatakan untuk pekerjaan atas masalah ini dirinya mengatakan sangat membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak pasalnya kerusakan sangat fatal.
Pada kesempatan itu dirinya mengatakan juga kalau pihaknya juga susah melakukan pengaduan ke balai prasarana provinsi dan ada respon positif untuk membantu.
” kami sudah laporkan juga kondisi ini ke Balai Prasarana Wilayah Provinsi untuk mohon kalau boleh kami dibantu dan sinyalnya juga sudah ada namun masih menunggu dari Pemda TTU,” Katanya.
Fridus Ciompah