NTT-NEWS.COM, Kupang – Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Agik Suprayogi mengatakan bahwa Perguruan Tinggi (PT) harus lebih banyak berperan dalam pengembangan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR).
Pernyataan ini disampaikan Prof. Agik, saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Ke-3 FKH Undana dengan tema ‘Tantangan dan Strategi Peningkatan Kesehatan Hewan di Kawasan Semi Ringkai Kepulauan-NTT, Kamis (1/10/15) lalu.
Menurutnya, Peternak Indonesia pada umumnya memiliki karakter yang kurang menguntungkan sehingga peternakan rakyat belum mampu mandiri apalagi berdaulat. “Sebenarnya komponen utama yang dapat menggerakan peternakan rakyat cukup banyak, diantaranya, perguruan tinggi, pemerintah, pengusaha, konsumen dan investor,” ujarnya.
Kenyataannya, kata Agik, semua komponen utama dibidang peternakan memiliki pradigma sendiri-sendiri dan kurang bersinergis untuk mencarikan solusi atas permasalahan peternakan. “Maka Perguruan Tinggi harus memainkan perannya dalam mencari solusi melalui kegiatan Tri-dharma PT, yakni Pendidikan, Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sebagai contoh adalah SPR (sekolah peternakan rakyat) yang dikembangkan IPB,” jelasnya.
Namun, lanjutnya, konsep SPR akan berhasil apabila ada kominten yang tinggi dan adanya sinergi yang baik antara PT sebagai akademisi, investor sebagai pebisnis dan pemerintah sebagai regulator melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak pada peternak.
“Konsep Perguruan Tinggi ini biasa saya sebut sebagai konsep ABG, yakni Akademisi-Bisnis-Government. Posisi PT disini sangat sentral dalam bisnis kolektif SPR,” tandasnya. (Rm)
