NTT-News.com, Kodi – Pembangkit Listrik Negara (PLN) Ranting Sumba Jaya di Sumba Barat Daya (SBD) pelayanannya kepada pelanggan buruk. Pasalnya, dalam waktu satu malam listrik mengalami pemadaman bisa belasan kali.
Demikian hal itu disampaikan Dominikus Dara Tunu warga desa Wura Homba Kecamatan Kodi. Dia merasa resah dengan tindakan pemadaman listrik yang tidak beraturan selama beberapa bulan ini.
Dia mengatakan, pemadaman yang dilakukan selama ini sangat merugikan pelanggan dan merupakan wujud pelayanan yang sangat buruk, sebab pemadaman lebih banyak hanya dilakukan di wilayah Kodi, sementara di wilayah jalan protokol listrik nyaris tidak pernah padam.
“Listrik ini main padam terus setiap saat, kalau padam juga tidak beraturan. Bayangkan malam ini, sejak sore tadi sudah padam sampai 4 kali. Kadang satu Minggu bisa padam total sampai 2 hari, kita saat ini sudah hidup juga butuh listrik,” kata lelaki yang biasa disapa Bapa Vita, Senin 5 Maret 2019.
Dia juga menuturkan, listrik yamg banyak dipadamkan di wilayah jalur Homba Rande, Kandaghu Tana, Wura Homba, Kawango Hari dan beberapa wilayah lain di luar jalur protokol.
Warga Desa Homba, Agustinus Kaka juga menyampaikan hal yang sama tentang pemadaman listrik yang cukup menyulut emosi pelanggan.
Menurut Agustinus, pemadaman listrik sudah sangat terkenal di daerah Kodi. Pemadaman juga sampai saat ini lebih banyak yang tanpa alasan.
Masalah klasik yang menjadi alasan PLN adalah maintenance mesin, sedangkan sepanjang pelayanan kepada pelanggan selalu tidak mencarikan solusinya agar segera menyelesaikan persoalan ini.
“Mestinya masalah ini semua pihak harus duduk bersama untuk dicarikan solusinya. DPRD harus panggil PLN dan tanya apa kendala mereka dalam memberikan pelayanan kepada publik yang sangat tidak memuaskan, sehingga DPR dan pemerintah juga ikut menyukseskan program pemerintah pusat, yakni terang hingga ke kampung-kampung,” tuturnya.
Dia juga mencontohkan bahwa di Kota Kupang pada beberapa tahun lalu mengalami krisis listrik yang cukup serius tetapi sekarang mereka sudah surplus listrik karena rutin dicarikan solusinya antara DPRD NTT, PLN dan Pemerintah NTT.
“Pemprov NTT memberikan subsidi dengan melakukan kerjasama penyediaan listrik melalui pihak ketiga, diadakan kapal listrik dari Rusia untuk melayani kebutuhan listrik di Kota Kupang dan Daratan Timor pada umumnya. Ini harus jadi contoh yang dicontohi oleh Bupati dan DPRD,” bebernya.
Penulis: Rey Milla