NTT-NEWS.COM, Kupang – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai sebagai biang kerok mundurnya para investor dari Kabupaten Kupang. Demikian hal itu disampaikan, Bupati Kupang, Ayub Titu Eki kepada wartawan di Kupang.
Menurutnya, pemadaman listrik masih terjadi di NTT, khususnya di daerah yang Ia pimpin itu. Selain itu, pasokan listrik juga tidak mendukung minat investor untuk berinvestasi. “Kondisi pemadaman listrik ini mengakibatkan para pengusaha yang berinvestasi di daerah, khususnya di Kabupaten Kupang memilih mundur,” jelas Titu Eki Sabtu, (5/9) lalu.
Dia mencontohkan, ada investor Smelter Mangan di Takari, Potensi Garam wilayah Kabupten Kupang, kerjasama Perternakan Sapi bersama Pemda DKI. “Semua ini bisa gagal, stok listrik yang tidak memadai namun PLN hanya terus bersandiwara, tapi proyek PLTU tidak dibereskan. Ini harus terbuka jangan terus diam dan mengurungkan niat seluruh pembanguann di daerah,” kata Titu Eki dengan nada kesal.
Dengan persoalan ini, Titu Eki meminta kepada wakil rakyat untuk tidak diam berpangku tangan menunggu kapan saja listrik tersebut dinyalakan kembali oleh pihak PLN.
“Ini saya minta para wakil rakyat jangan diam saja sebab hingga sekarang proyek PLTU 70 Mega Wath itu hanya gedungnya yang terlihat mewah, tapi pemakain listrik masih dibawah 8 Mega Wath, sehingga litrik padam terus,” tegasnya.
Pemerintah daerah, lanjutnya, dituntut harus mensejahterakan rakyat namun kenyataannya, listrik sebagai kebutuhan utama dalam pemenuhan lintas sector baik primer, sekunder dan tersier tak kunjung selesai.
Dengan demikian Ia menduga ada permainan dari petinggi PLN di NTT dengan tidak terus membangun mega proyek PLTU di Bolok. “Saya yakin mega proyek PLTU sengaja tidak diselesaikan permasalahannya supaya tidak terus dibangun. Ini dimaksudkan agar PLTD hanya beroperasi sendiri walaupun biayanya sangat mahal,” tandasnya.
Dia juga mengisahkan bahwa, sebelumnya General Manager PT PLN persero Wilayah NTT, Richard Safkaur pernah mendatangi ruang kerjanya, dan pada saat itu, Titu Eki mengaku pernah bertanya soal peluang PLTU di Bolok untuk beroperasi lagi. “Dijelaskan waktu itu kondisi listrik untuk Kabupaten Kupang 12 mega wath saja, tapi kenyataannya baru pakai 8 mega wath listrik sudah mulai mati,” kata Titu Eki. (George)