Orangtua Siswa SDK St Yoseph Naikoten Sebut Kepsek tidak Pernah Beli Drumband

0
285
Drumband Milik SDK St Yoseph II Naikoten

NTT-News.com, Kupang – Sengkarut Sekolah Dasar Katolik (SDK) Santo Yosep 2 Naikoten II sedikit demi sedikit terus muncul. Mulai dari pemindahan terhadap guru PNS dari sekolah itu, transparansi penggunaan dana Bos hingga adanya pungutan yang diduga kuat tidak digunakan sebagaimana peruntukkannya.

Beberapa waktu lalu, ketika orangtua siswa mempertanyakan berbagai hal itu kepada Yayasan Swastisari hingga saat ini masih menyisahkan tanda tanya bagi orangtua siswa, sebab belum ada langkah kongkrit yang diambil pngurus Yayasan untuk menyelsaikan berbagai soal yang terjadi di sekolaah itu.

Salah satu orangtua siswa kepada media ini mengaku bahwa akibat dari persoalan itu yang diduga melibatkan kepala sekolah, aktivitas disekolah itu menjadi kurang bernuansa kekeluargaan lagi.

Menurutnya, pemindahan salah satu guru yang dianggapnya fokal di sekolah itu kaarena kepala sekolah takut merasa disaingi dan banyak kejanggalan yang akan dibuka termasuk laporan dari Dana Bos yang selama ini tidak pernah dilaporkan seperi kepala Sekolah sebelumnya.

Selain dana Bos yang tidak pernah secara transparan dilaporkan semasa Kepala Sekolah Maria Kala, dia juga mempersoalkan pungutan uang ekstra kurikuler yang tidak pernah berjalan, sementara pihaknya bersama orangtua siswa lainnya menyetur untuk kepentingan ekstra kurikuler tersebut.

Sementara orangtua siswa lainnya, Vincen Mone membenarkan bahwa uang ekstra kurikuler semua orang tua menyetor, tetapi kegiatan ekstra kurikuler sejak pergantian kepala sekolah tidak pernah berjalan. “Kurang lebih sudah tiga tahun tidak ada kegiatan ekstra kurikuler sejak kepala Sekolah sekarang ini,” beber Vincent Senin 3 Februari 2020.

Berkaitan dengan Drumband yang ditunjukkan Maria Kala, Vincent menyampaikan bahwa dijaman Kepala Sekolah yang lama Drumband itu sudah ada dan bukan di beli, melainkan hadiah yang didapat dari Perusahaan Buku tempat sekolah itu berlangganan.

“Kalau tidak salah drumband itu sudah ada sejak 8 tahun lalu, bukan ibu Maria Kala yang beli. Itu hadiah dari Tiga Serangkai karena langganan kesana untuk belanja buku. Kurang lebih harganya Rp. 12 jutaan. Begitu pengakuan kepala sekolah saat itu dalam laporan pertanggungjawaban dana Bos,” jelasnya.

Menurut Vincen, persoalan yang paling mendasar dari sekolah yang berbiaya mahal ini adalah, pada tahun 2020 ini besar kemungkinan Ujian nasional untuk siswa kelas 6 akan dilakukan dengan menitipkan ke sekolah yang telah terakreditasi.

“SDK St Yosep II tidak bisa karena tidak terakreditasi, kalau modelnya sudah begini untuk apa kepala sekolah yang tidak tanggap serta pengurus yayasan yang mengerti soal ini dipertahankan? Sebaiknya Komite Sekolah juga segera gelar rapat dan kepala Sekolah mengundurkan diri, karena itu pilihan yang lebih terhormat,” tegas Vincen.

Dia juga meminta, agar pihak penegak hukum segera melakukan audit penggunaan dana bos dan pungutan-pungutan di sekolah itu, sebab menurutnya banyak pertanyaan yang muncul setelah kepala sekolah ini yang memimpin lembaga itu.

Dia juga menambahkan dari 4 Sekolah SDK di komplek taman pendidikan santu Yoseph, yang merupakan satu Yayasan Swastisari kenapa uang sekolahnya berbeda dengan 3 sekolah lainnya. “Hal ini saya sudah pernah sampaikan pada rapat awal beliau jadi kepala sekolah, tapi beliau tidak merespon pertanyaan saya dan lamgsung meninggalkan ruang rapat saat itu. Dan sejak rapat 3 tahun lalu sampai saat ini tidak pernah lagi melakukan rapat bersama orang tua,” kenangnya.

Untuk Komite Sekolah, lanjut Vincent, selama 2 tahun dia menjabat tidak ada pengurus komite, baru 1 tahun terakhir ini dilakukan pemilihan tapi tidak difungsikan juga, sebab semua pembiyaan pemasukan dan pengeluaran kepsek sendiri yang lakukan bahkan laporan penggunaan dana komite saat penerimaan rapot kenaikan kelas tidak ada tanda tangan ketua dan bendahara komite, yang ada hanya tanda tangan kepala sekolah. “Ini kinerja yang sangat buruk,” kata Vincen dengan nada kesal.

Sebelumnya media ini memberitakan bahwa Kepala SDK St Yoseph 2 Naikoten menunjukkan kepada wartawan bawah dana sebesar Rp.100.000 yang dipungut telah digunakan untuk membeli drumband, dan saat itu Kepala Sekolah menunjukkan drumband yang ada di salah satu ruangan di sekolah tersebut.

Penulis : rey

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini