Nawacita Jokowi-JK di Bidang Infrastruktur Membuka Keterisolasian

0
541
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X Kupang (NTT) Ir. Hadrianus Bambang Nurhadi Widihaetono M.ST
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X Kupang (NTT) Ir. Hadrianus Bambang Nurhadi Widihaetono M.ST

NTT-News.com, Kupang – Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokwoi-JK) sudah tiga tahun ini memimpin Pemerintahan. Di antara program yang digaungkan adalah membangun Indonesia melalui Nawacita.

Bentuk perwujudan nawacita itu diantaranya melalui kinerja Ditjen Bina Marga yang ada di Kementerian Pekerjaan Umum. Dimana, Ditjen ini memfokuskan pembangunan mega infrastruktur di sejumlah wilayah Tanah Air termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Program Nawacita, membangun dari Pinggiran mampu membuka jalur Ekonomi baru bagi Rakyat Kecil dari berbagai Pelosok. Hal tersebut tampak dari adanya peningkatkan sarana transportasi baik dari Desa ke Kota dan sebaliknya.

Infrastruktur jalan memang cukup strategis dalam memangkas biaya dan keterisolasian, wilayah Perbatasan, misalnya sudah lebih mudah untuk mendapatkan akses menuju pusat perekonomian di titik-titik wilayah strategis untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat perbatasan dan pedesaan. Sejak program pemerintah ini digulirkan, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) membangun sejumlah ruas jalan.

Demikian hal tersebut dikemukakan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X Kupang (NTT), Hadrianus Bambang Nurhadi Widihaetono, saat ditemui di ruang kerjanya beberapa hari lalu di Desa Tanah Merah Kabupaten Kupang.

Menurutnya, di BPJN X Kupang, program Nawa Cita diarahkan pada sejumlah ruas jalan yang dianggap rusak dan memiliki nilai Ekonomis strategis, yang menghubungkan wilayah-wilayah potensial penduduk dan wilayah potensial sumber daya alam.

“Ruas jalan yang masuk pada Program Nawacita adalah, Ruas jalan Sabuk Merah wilayah timur di perbatasan Mota’ain hingga batas Motamasin dan wilayah Barat dari Wini di Kabupaten TTU hingga Oepoli di Kabupaten Kupang. Selain itu di jalur Marapokot di Kabupaten Nagekeo dan jalur Wisata di Kabupaten Manggarai Barat di Labuan Bajo,” kata Bambang.

Dikatakan, untuk jalur sabuk merah di wilayah timur Pulau Timor telah ditangani sejak beberapa tahun lalu dan di pastikan akan rampung pada tahun 2018 mendatang. Sementara untuk wilayah barat baru bisa dimulai pada tahun 2019 mendatang.

“Di jalur sabuk merah di wilayah timur kini tinggal beberapa kilo meter saja, dan kita pastikan 2018 mendatang sudah berfungsi dan bisa dilalui. Sedangkan untuk wilayah barat baru bisa kita mulai pada tahun 2019 nanti,” Jelasnya. (Rey)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini