NTT-News.com, Denpasar – Sekelompok orang muda Sumba yang berdomisili di Pulau Dewata Bali mengaku sangat gembira dengan terbentuknya Komunitas KELUARGA KODI PASOLA BALI. Komunitas tersebut resmi di kukuhkan pada Minggu, 26 Agustus 2018.
Pengukuhan dan Pelantikan Badan Pengurus Keluarga Kodi Pasola Bali tersebut dilakukan oleh Ketua IKASBD, Gedion Dapatady. Turut hadiri KASTGAS Flobamora Bali, Ketua IKES bersama jajaran, Ketua PTM bersama jajaran, Ketua Sasando bersama jajaran, Ketua Sumba Barat, Ketua Sumba Tengah dan Ketua Sumba Timur.
KASATGAS Flobamora Bali mengaku sangat bangga atas gerakan anak muda dari Kodi yang selama puluhan tahun tertidur. “Saat ini mereka telah muncul dengan spirit yang luar biasa, kami sebagai kakak siap berdiri di belakang adik-adik untuk menyelesaikan berbagai persoalan adik-adik yang mayoritas dari kodi,” tandasnya.
Sementara Ketua IKES mengingatkan para hadirin agar jangan coba-coba melakukan tindakan kekerasan, pencurian, ugal-ugalan mengendarai motor, dan hal-hal negatif lainnya agar semangat hidup berdamingan tetap nyaman dan damai.
Ketua PTM juga mengaku sangat apresiasi kerja rekan-rekan sesama perantaunya dan berjanji untuk terus memberikan dukungan moril serta bersinergi dalam melakukan hal-hal yang lebih baik dari apa yang telah dilakukan selama ini.
Sedangkan Oktavianus J. Nuna alias Ojan selaku Badan Pengurus (Wakil Ketua) Komunitas KODI PASOLA BALI sangat bersyukur kepada seluruh komunitas asal Sumba yang ada di Bali yang memberikan dukungan dan turut andil dalam pengukuhan KODI PASOLA sekaligus memberikan motovasi dan hal-hal positif lainnya.
“Kami sangat bangga pokoknya. Kami ingin belajar lebih banyak lagi sehingga kedepan dalam membangun karakter hidup berdampingan dalam kemasan persaudaraan lebih kokoh lagi dari sudah ada saatini,” imbuhnya.
Menurut Ojan bahwa pemilihan nama KODI PASOLA dan logo Komunitas ini adalah semata karena cinta kepada apa yang menjadi simbol kesatria terdahulu sampai saat ini yang diwujudkn dalam bentuk Pasola atau perang adat di atas Kuda Sandelwood.
“Jadi kami inginkan semua corakan yang di gunakan pada hari H harus pasola dan semua hadirin pun harus berpakaian adat sehingga kekayaan potensi wisata sumba khususnya Kodi SBD terekspos dan di kenal luas lokal maupun internasional,” tutupnya. (OJN)