NTT-NEWS.COM, Kupang – Kakek renta asal Kabupaten Timor Tengah Selatan, Filipus Selan yang dihantar ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Prof W Z Yohanis Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, 17 Maret 2015 diterlantarkan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) tanpa perawatan dan dibiarkan tidur di tempat tidur tanpa kasur.
Kakek ini dihantar warga ke rumah sakit, setelah ditemukan di pinggiran jalan dalam keadaan sakit. Namun, setelah dihantar kakek itu hanya dibaringkan di tempat tidur IGD tanpa alas kasur, seperti pasien lainnya serta tidak mendapat pelayanan dari petugas yang ada.
Ini salah satu wajah pelayanan RSUD Johanis Kupang terhadap pasien miskin yang sering diterlantarkan. Banyak masalah di RSUD itu yang selalu dikeluhkan warga, diantaranya kematian Erwin Riwoe yang terlambat ditangani sehingga meninggal kekurangan darah.
Selain itu, anggota DPRD NTT Welem Kalle yang harus mematahkan kartu BPJS-nya, karena masuk menggunakan kartu itu, namun dia tetap membayar sebesar Rp600 ribu untuk pembelian obat dan lainnya. “Percuma saja bayar BPJS tiap bulan. Toh masuk rumah sakit akan bayar juga,” tegas Welem Kalle, kala itu.
Dia tidak mempersoalkan biaya yang dibayarkan, tapi sistem pembayaran BPJS di rumah sakit yang dinilai akan merugikan masyarakat miskin. Atas permasalahan itu, maka puluhan pemuda yang tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) NTT menggelar aksi sejuta koin bagi RSUD Johanis Kupang, pada Selasa (17/3) kemarin.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) RSUD Johanis Kupang Ary Ondok yang hendak ditemui wartawan sedang tidak berada di tempat. “Ibu lagi keluar, beliau tidak ada di kantor,” kata salah satu stafnya saat wartawan mendatangi kantor. ***