NTT-News.com, Wewewa – Kepala Desa Kabali Dana Kecamatan Wewewa Barat diduga Korupsi Dana Desa yang dianggarkan untuk pengerjaan jalan sertu, yang djkerjakan sejak tahun 2016 yang silam. Pekerjaan tersebut belum terselesaikan.
Lokasi jalan ini berada di wilayah Dusun Pancasila tepatnya di Wee Limbu yang menjadi jalan penghubung Loko Duni Desa Pero. Demikian hal itu diungkapkan salah seorang tokoh masyarakat, Andereas Lede Toda pada Minggu (14/07/2019).
Anderias menjelaskan bahwa ada dugaan korupsi dalam pengerjaan jalan dari Weelimbu yang menghubungkan jalan Loko Duni Desa Pero yang memiliki radius kurang lebih 1.800 meter, untuk tahun anggaran 2016. Pekerjaan ini diterlantarkan begitu saja.
“Sebenarnya penyelesaian jalan sampai penyiraman sertu ditahun 2017 yang silam. Namun nyatanya masih seperti ini hanya tanah kosong dan jadi jalan hewan,” tegas Andereas.
Ketika ditanya mengenai jumlah penggunaan anggaran, dirinya menyebutkan bahwa berdasarkan informasi yang dirinya peroleh sekitar Rp 135 juta. Dirinya mengaku, sebagai masyarakat kecil tidak pernah melihat pemasangan papan tender dijalan tersebut.
Selain itu, anderias menandaskan bahwa desanya tidak pernah ada musyawarah dusun dalam pengusulan program sesuai kebutuhan masyarakat.
“Kami tidak pernah mengetahui kalau ada musyawarah dusun. Soal jalan itu pembuatan tembok penahan, deker tidak ada. Dari jalan aspal saja tidak disiram sertu. Siram sertu lari-lari bahkan ketika hujan pun sertu dibawah air,” bebernya.
Lebih lanjut Anderias, menuturkan ia mengalami kerugian kurang lebih 200 Meter dari lahan sawah yang diberikan kepada desa secara sukarela. Belum lagi petani lain yang memiliki pohon pinang dan kopi ditebang secara suka rela demi jalan yang diharapkan dikerjakan dengan baik.
“Seandainya, kalau jalan tersebut diselesaikan dengan baik, maka sangat menguntungkan bagi petani penggarap lahan sekitar lokasi jalan tersebut,” ujarnya.
Dia berharap supaya ada penegak hukum yang turun untuk membantu masyarakat Desa Kabali Dana dalam menyelidiki dugaan-dugaan korupsi. Pasalnya dirinya dan masyarakat mengaku tidak mengetahui bagaimana jalannya memproses hukum dugaan penyelewangan anggaran seperti apa.
“Saat itu, kami sudah pergi dengan kepala dusun untuk bertemu kepala desa, kepala desa bilang nanti kami akan lanjut satu minggu lagi, tetapi kepala desa tidak menepati janji. Bahkan informasi yang beredar diluar, kepala desa menyalahkan masyarakat yang tidak memberi lahan, padahal separuh jalan itu sudah disiram sertu secara tidak merata,” tutur Andereas.
Ditemui terpisah Anderias Lede Bole, SE yang juga tokoh masyarakat menyayangkan kinerja pemerintah desanya yang mengerjakan jalan desa secara abal-abalan. Dirinya menduga ada indikasi korupsi oleh oknum-oknum tertentu dalam roda pimpinan kepala desa saat ini.
Menurutnya pengerjaan jalan Wee Limbu sampai saat ini diabaikan begitu saja. Selain itu, salah satu pengerjaan jalan anggaran 2019 yang seharusnya dalam penyiraman sertu dikerjakan oleh masyarakat, namun kepala desa tidak menjalankan amanat itu.
“Kami tidak tahu berapa anggaran dana desa untuk Desa Kabali, padahal kami asli masyarakat Desa Kabali Dana, adi coba tanya sendiri masyarakat yang berada dalam wilayah Desa Kabali Dana, baliho pengumuman anggaran dan program desa pun tidak dipasang,” ringkasnya.
Sesuai amanat pemerintah pusat, lanjutnya, masyarakat harus dilibatkan dalam menjalankan kegiatan di desa. Namun demikian, setiap kali ada rapat di desa, kepala desa hanya melibatkan oknum-oknum tertentu. Dirinya berharapkan supaya ada pihak kejaksaan untuk menelusuri dugaan korupsi di desanya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Kabali Dana belum berhasil dihubungi.
Penulis : */Tim