NTT-News.com, Kefamenanu – Hari Ulang tahun ke 17 Sekolah Menengah Atas (SMA), Negeri Lurasik, yang terletak dikecamatan Biboki Utara (Biut), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diselenggarakan secara adat istiadat.
Acara adat yang diselenggarakan tepat dihalaman sekolah ini, dihadiri oleh sejumlah elemen terkait seperti; ketua komite, Tokoh adat, Kepala sekolah dan sejumlah staf pengajar di sekolah setempat.
Ritual adat ini menjadi salah satu bentuk tindakan adat atau kebiasaan orang timor saat menggelar sebuah pesta sebagai lambang orang yang yang tahu akan adat-istiadat setempat dan sebagai ungkapan syukur.
Adapun sarana-sarana yang terlihat saat upacara adat seperti 2 ekor ayam yang mana yang warna merah dopersembahkan kepada yang Mahakuasa dan yang lain di serahkan kepada penghuni sebagai lambang penghormatan kepada penghuni tanah SMA Negeri Lurasik.
Salah satu tokoh adat yang memimpin ritual adat, Robertus Bouk kepada wartawawan NTT-News.Com, Sabtu (15/08/2020), mengisahkan bahwa ritual ini sebagai satu lambang wujud kepercayaan kita manusia kepada Langit yang adalah Tuhan dan bumi yang adalah manusia, dan ritual ini sudah berlangsung semenjak sekolah ini mulai dibangun yang waktu itu di nahkodai oleh seorang Romo Yakobus Kusi, Pr sampe sekarang masa kepemimpinan Bapak Hironimus Safe.
“Hari ini Saya dipercayakan oleh sekolah ini untuk berbicara adat kepada para penghuni tempat dan lokasi Sekolah ini, agar para penghuni bisa menjaga tempat semua fasilitaa yang ada dalam lembaga sekolah”. Tuturnya.
Terpisah dari itu , Kepala sekolah SMA Nqq Lurasik, Hironimus Safe, S.Pd., M.Pd yang diwawancarai media ini usai berlangsungnya ritual adat mengatatakan bahwa “hari ini adalah ulang tahun sekolah SMA N Lurasik yang ke- 17 tetapi dirayakan secara adat yang bertempat di bawah pohin berigin sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada yang Mahakuasa dan permohonan ijin kepada leluhur yang dipercayakan adalah penghuni tempat ini, dalam artian bahwa dalam sebuah tempat pasti ada penghuninya”.
“Kita harus patut bersyukur dan berterima kasih atas semua yang diberikan kepada yang Mahakuasa kepada kita sebagai manusia, terkhususnya kita yang adalah staf pengajar dilembaga ini”. Ungkapnya
Beliau berharap “Semoga diulang tahun yang ke 17 ini,kita dapat memetik makna terdalam dalam ritual adat, dan semoga lembaga ini semakin maju sesuai dengan cita-cita kita bersama” Harapnya.
Penulis : Laris Mataubana