News

Hama Belalang Mulai Serang 5 Desa di SBD

×

Hama Belalang Mulai Serang 5 Desa di SBD

Sebarkan artikel ini
Penyemprotan Hama Belalang

NTT-News.com, Tambolaka – Sejak Selasa Selasa (27/7) hingga Minggu (1/8) siang, tercatat sudah 5 (lima) desa di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) yang menjadi sasaran serangan hama belalang kembara atau yang bernama latin Locusta migratoria manilensis Meyen.

Kelima desa tersebut adalah Desa Maliti Ndari, Desa Tematana, Desa Dede Pada, dan Desa Dikira Kecamatan Wewewa Timur serta Desa Eka Pata Kecamatan Wewewa Tengah.

“Serangan hama belalang kembara diawal memang cukup mengkhawatirkan namun dengan upaya pencegahan dan pengendalian yang cepat, belalang mulai berimigrasi ke berbagai desa di kecamatan Wewewa Tengah dan Wewewa Timur. Terakhir sudah sampai di puncak bukit Dikibaru di Desa Dikira,” ungkap Kepala Dinas (Kadis) Pertanian SBD Rofinus Kaleka kepada VN, Minggu (1/8) siang.

Rofinus menegaskan, proses penanganan belalang di puncak bukit Dikibaru Desa Dikira jauh lebih sulit ketimbang di puncak gunung Yawila di Desa Ekapata, Kecamatan Wewewa Tengah.

“Tadi (kemarin, red) bersama Pak Bupati dan Wakil kami tangani di bukit Dikibaru karena belalang sudah masuk di sana. Tapi kita bisa selesaikan dengan baik sembari menunggu lagi informasi ke mana belalang itu bermigrasi,” katanya.

Proses migrasi belalang tidak menentu, ditambah pagi hingga sore adalah waktu bagi belalang untuk terbang. Sehingg menyulitkan dalam penyemprotan. “Kami lakukan penyemprotan pukul 17.00 Wita hingga pukul 20.00 Wita dan dilanjutkan pukul 05.00-pukul 08.00 Wita di tempat belalang kembara berkumpul untuk beristirahat,” bebernya.

Ia menambahkan, jika sudah masuk hari ke-11 dan 18 (belalang dewasa sudah punya anak), akan lebih sulit melakukan pengendalian. “Kita harus tahu dulu di mana tempat belalang bermalam, baru bisa semprot. Sehingga proses pemantaun terus kita lakukan di lapangan sampai saat ini dan berupaya melakukan pengendalian dengan perlengkapan dan peralatan yang ada,” katanya.

Ditanya soal stok obat-obatan, Rofinus menyebut stok yang ada di dinasnya masih ada. Namun pihaknya telah melakukan penambahan stok obat dari Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah sembari melakukan proses pembelian obat-obatan dengan memanfaatkan APBD II.

“Soal kerugian belum ada laporan dan kerugian bisa dilihat secara kasat mata yaitu belum mencapai 1/4 hektare khususnya di Waikelo Sawah. Di waikelo sawah, belalang tidak mau pergi dia tetap terbang ke sana karena di situ ada makanan. Cuma dia tidak bermalam di situ. Yang tetap akan berupaya membasminya,” terangnya.

Sementara Bupati SBD dr. Kornelius Kodi Mete saat melakukan peninjauan Sabtu (31/7), menegaskan Pemerintah daerah tentu tidak akan lepas tangan dan membiarkan belalang menyerang salah satu sendi kehidupan warga. “Saya minta para petani tetap semangat untuk bekerja dengan kembali ke sawah dan ladang kita. Kita berharap hama belalang ini bisa punah sesegera mungkin,” pintanya.

Warga Tematana Agustinus Woda mengakui serangan belalang sangat merugikan warga, terlebih para petani. “Kalau dari pengalaman kami, agak sulit mengatasi. Kami hanya bisa pasrah saja. Mau pakai apapun sama saja tidak akan membuat belalang itu pergi. Kalau sudah begini pemerintah harus cepat tanggap dengan berpikir bantuan apa buat warga jangan menunggu lagi,” pungkasnya. (*/rey)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *