Halo Pencinta Kopi! Festival Kopi Inklusi Sumba segera Digelar

0
363
Ketua Dekranasda SBD, Ny. Margaretha T. W. Mete bersama Ketua Inklusi SBD, Lodowyk L. Raya

NTT-News.com, Tambolaka – Halo Pencinta Kopi Indonesia, Banyak yang mengira jika penikmat dan pencinta kopi adalah sama. Padahal jika dilihat lebih dalam, penikmat dan pencinta kopi dibedakan oleh satu garis tipis bernama ‘kesungguhan’.

Mereka yang penikmat kopi menikmati kopi dengan baik. Mengerti kopi dengan cukup dan tak mengapa jika sehari tidak minum kopi. Sedangkan pecinta pastilah tak sekedar itu. Mereka mencintai kopi sedemikian besar sehingga tak mungkin rasanya jika sehari tak minum kopi. Mencintai kopi luar dalam, mengetahui kopi dengan pengetahuan cukup dan menganggap kopi lebih dari sekedar minuman waktu senggang.

Nah, Kopi Lover’s, di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) saat ini sedang siap-siap menggelar festival Kopi Sumba yang akan menjadi kegiatan Rutinitas sekaligus memperkenal komoditi daerah yang nantinya diharapkan menjadi Ikon Daerah.

Informasi ini disampaikan Ketua Umum Forum Inklusi SBD Lodiwayk L. Raya, S.IP kepada awak media di Lopo Rujab 1  desa Radamata, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten SBD, NTT, Jumad, (25/06/21) lalu.

Lodo mengatakan, acara ini terselenggara atas kerjasama dengan Ketua Dekranasda Kabupaten SBD, dan telah mendapat persetujuan dan dukungan ketua Dekranasda Provinsi NTT untuk melaksanakan festival ini.

Festival Kopi ini bertujuan agar informasi mengenai Kopi Sumba tersampaikan di masyarakat umum. Pameran ini rencananya akan digelar pada bulan September mendatang, sedangkan tanggalnya akan ditentukan kemudian setelah rapat.

“Tadi sudah pembentukan panitia dengan Ketuanya Ibu Margaretha T. W. Mete yang juga adalah Ketua Dekrenasda SBD,” ungkapnya.

Menurut Lodo, selama ini kopi hanya dikonsumsi dan dijual dengan harga Rp.25.000 s/d Rp. 30.000 per Kg. Namun, jika dikelola dengan baik nilai pasar akan lebih tinggi seperti yang sudah dilakukan oleh dua kelompok di desa Kadi Roma Wewewa Tengah dengan produk aroma Kopi Sumba (bukan kopi dangdut) dan di desa Laga Lete Kecamatan Wewewa Barat dengan produknya kopi Robusta.

“Kopi Sumba hasil uji di tingkat nasional memiliki presentasi 82,69 % KKSI (konteks Kopi Specialty Indonesia) masuk kategori exellent, sementara promosi masih sangat rendah. Kita harus mengenalkan kepada publik bahwa kopi Sumba sudah terkenal secara Nasional,” jelasnya.

Direncanakan dari Momentum perayaan festival menjadi hari Kopi Robusta dan akan diselenggarakan disetiap tahunnya sebagai hari Kopi Robusta Sumba.

“Kita minta dorongan dan dukungan dari pemerintah daerah berupa Perbup atau surat edaran, agar mewajibkan setiap pertemuan pemerintah/instansi untuk menyajikan kopi robusta ini. Seperti di hotel, café rumah makan dan tempat pertemuan umum lainnya,” ujar Lodo lagi.

Dirinya sangat mengharapkan keberlanjutan festival ini dan akan merencanakan agar dibuatkan lapak kopi disentruk di kota Tambolaka. Sehingga Kopi ini juga menjadi Ikon Sumba Barat Daya. Selain Festival kopi Sumba juga akan dipamerkan komiditi lain daerah ini.

Roby Ray dari  Humanity Inclussion (HI) juga mengatakan, HI hadir sebagai mitra atau bagian dari kerjasama untuk berkontribusi dalam pembangunan Daerah. “Kita mau giatkan sektor pariwisata setelah pandemi. Festival ini sebagai promosi produk unggulan lain dari daerah ini,” paparnya.

“Kami sangat mengharapkan agar festival Kopi sudah didukung oleh pemerintah dalam kebijakan. Apalagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Pertiwi desa Laga Lete yang ikut KKSI ditingkat nasional memiliki presentasi 82,69%. Dengan presentasi tersebut masuk kategori Exxelent” ujarnya. (*/rey)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini